Pengalaman Jualan Online: Sharing Buka-bukaan (Part 3)
Pada sharing kali ini saya akan membuka semua rahasia pengalaman jualan online saya yang sebelumnya sudah saya bagikan disini:
Kenapa baru dibuka sekarang?
Di part 1 sudah saya jelaskan nama usaha/website/jenis barang yang dijual sengaja tidak disebutkan demi menjaga privasi dan mengurangi kompetitor, dan karena saya sudah tidak menjual produk tersebut lagi (discontinue) maka tidak ada salahnya disini saya bagikan terang-terangan sehingga Andapun juga bisa belajar dari pengalaman jualan online (reseller & dropship) ini.
Modal awal yang saya miliki adalah Rp 1.400.000,- dan hal yang pertama kali saya lakukan adalah mencari jenis produk untuk dijual. Saya riset terlebih dahulu mulai dari supplier dan kategori apa yang sering laku dijual “online” dan ternyata saya ketemu 2 kategori yang paling prospektif, yaitu:
- Fashion –> baju, celana, jaket, dan semacamnya
- Elektronik –> komputer, gadget, dan aksesoris
Pilihan saya akhirnya jatuh pada elektronik yaitu aksesoris komputer dan gadget. Mengapa?
Karena produk tersebut harganya tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal untuk dikirim, beratnya ideal untuk pengiriman, dan terbukti telah menghasilkan banyak penjualan secara online.
Langkah selanjutnya mencari supplier untuk produk aksesoris komputer, bagaimana cara mencarinya?
Saya ketik di Google “Toko online aksesoris komputer”, “Reseller aksesoris komputer”, “Dropship aksesoris komputer”, dan “Supplier aksesoris komputer”. Dari semua hasil pencarian yang ada akhirnya saya pilih Artica Computer sebagai supplier pertama saya.
Alasan utama karena tokonya ada di Harco Mas dekat dengan lokasi saya, lalu Artica ini memfokuskan produknya pada “aksesoris komputer” sesuai dengan apa yang ingin saya jual, mulailah saya mendaftarkan diri setelah itu saya langsung membuat toko online di Instagram dengan nama brand saya yaitu Nebula Computer lalu memasang logo seadanya yang saya buat sendiri. Inilah logo pertama toko online yang saya buat di Instagram:
Betul-betul seadanya saja (cuma tulisan dari MS. Word) karena saat itu yang penting saya bisa jualan secepat mungkin. Saya langsung pasang sekitar 100 produk dari Artica Computer, dan memasang lapak juga di Kaskus, lalu setelah 2 minggu saya hanya berhasil menjual 1 produk yaitu mouse Cliptec seharga 80.000 (harga asli 60.000), jadi saya hanya mendapat untung Rp 20.000,- selama 2 minggu itu.
Jelas tidak mungkin bisa maju kalau seperti ini terus, karena itu saya segera buat logo yang lebih profesional dan juga website sendiri. Pertama logo saya beli di Disdus (situs daily deals) seharga Rp 100.000,- saat itu saya beli deal dari sebuah UKM dan mendapat desain untuk Nebula Computer seperti dibawah ini:
Setelah itu saya membuat website dengan platform/CMS jadi dari JagoanStore seharga 1 juta/tahun (paket smart) dan itu semua sudah termasuk domain + hosting (space 1 GB) + CMS jadi, sehingga saya betul-betul tinggal memasukkan produk, edit harga, dan marketing.
Di Kaskus pun saya membeli paket donatur sehingga lebih terlihat serius, dan karena saya sudah memiliki website sendiri maka saya langsung pasang SEMUA produk dari Artica Computer (300-500 produk saat itu) kedalam Nebulacomputer.com (domain sudah expired).
Inilah tampilan website Nebula Computer pertama kali (1 supplier):
Saya juga buat Facebook Page (Fanpage) untuk toko online ini. Lalu saya hubungkan (link) masing-masing website dan sosial media (Facebook+Instagram).
Untuk pembayaran saya tambahkan rekening Mandiri (sebelumnya hanya BCA) sehingga pembeli bisa melakukan transfer dari ATM BCA dan Mandiri (karena keduanya paling sering digunakan masyarakat Indonesia).
Untuk SEO saya tidak lakukan banyak karena jelas kalah sama e-commerce besar seperti Lazada, Blibli, MatahariMall, Bhinneka, termasuk Tokopedia dan Bukalapak.
Namun tetap saya cari taktik lain, saya buat artikel tentang aksesoris komputer dan aksesoris gadget, jadi kurang lebih seperti mini blog dalam toko online dan saya incar keyword yang kira-kira orang tersebut akan tertarik untuk membeli aksesoris komputer.
Contoh saya membuat artikel tentang perbedaan kabel LAN cat 5 dengan cat 6, tujuannya supaya orang yang mencari artikel tersebut bisa menemukan toko online saya dan kemungkinan membeli kabel LAN dari toko saya.
Untuk backlink (link building) saya hanya cari dari 2 situs yaitu Polisi Online dan Polisi Internet. Sangat penting bagi Anda yang memiliki toko online untuk memverifikasi website Anda di kedua situs tersebut, karena selain dapat meningkatkan rasa percaya customer, Anda juga akan mendapatkan high quality backlink yang sangat bagus untuk SEO.
Berikut link halaman verifikasi Nebula Computer di PolisiOnline dan PolisiInternet.
Nantinya akan ada checker yang berbelanja di toko online Anda untuk memeriksa apakah toko Anda betul-betul terpercaya atau tidak.
Setelah terverifikasi jangan lupa pasang widget yang mereka berikan, sehingga pembeli akan semakin percaya dengan toko online Anda.
Setelah melakukan semua ini, ternyata penjualan sangat meningkat tajam, hampir setiap hari pasti ada order, beberapa jenis produk yang paling sering laku (berdasarkan pengalaman saya):
- Mouse wireless dengan harga dibawah Rp 100.000,-
- Keyboard polos biasa
- Power bank dan flash drive
- Kabel LAN (best seller) mulai dari 1 meter sampai 30 meter
- Kabel-kabel lain seperti VGA, DVI, dan semacamnya
Produk yang paling sering laku akan lebih sering saya promosikan dan push entah di sosial media dan FJB Kaskus.
Namun masih ada yang kurang, saya harus memaksimalkan potensi toko online saya sebisa mungkin, toh space hosting ada 1 GB sayang kalau dibuat nganggur, karena itu saya cari supplier-supplier lain yang menjual aksesoris komputer, aksesoris gadget, dan aksesoris gaming.
Mulailah saya ketemu supplier kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Beberapa diantaranya seperti:
- Harga99 –> Tokopedia @harga99
- Solusi Computer –> Tokopedia @solusicom
- Palugada –> Tokopedia @palugada
- Digital Computer
- Elexus Shop
- Dan masih banyak lagi (saking banyaknya saya sampai lupa)
Mungkin beberapa toko ada yang sudah tidak aktif, kurang lebih saat itu saya memiliki 10 supplier yang berhubungan dengan aksesoris komputer dan gadget, dan website Nebula Computer memiliki 2.000 produk yang semua saya handle sendiri sehingga ada beberapa ketentuan dalam menentukan supplier yaitu:
- Supplier harus memiliki toko fisik di daerah Mangga Dua khususnya Mangga Dua Mall, Harco dan Harco Mas.
- Harus tangan pertama (distributor resmi) dan harganya paling murah/kompetitif (setidaknya yang bisa saya temukan)
- Respon HARUS CEPAT, jika saat di hubungi SMS/WA dalam 1-2 jam tidak ada respon (saat jam kerja) maka toko tersebut bukanlah supplier yang bagus.
Kenapa harus seperti itu?
Pertama, karena saya reseller maka semua supplier saya harus satu lokasi/daerah untuk menghindari perbedaan ongkir (supplier harus ada di Jakarta). Kedua, jika ada customer yang membeli dari supplier yang berbeda-beda, maka saya dapat dengan mudah mengambil dan mengirim semua produknya sekaligus (karena Mangga Dua Mall, Harco, dan Harco Mas semuanya bersebelahan).
Memang mustahil bisa mendapat satu toko yang semua produknya harga termurah, karena biasanya sebuah toko yang menjadi MD (master distributor atau importir yang memasarkan barangnya kepada distributor/toko lainnya) hanya mampu memegang beberapa jenis brand/produk. Maka dari itu terkadang kita tidak harus selalu mencari harga termurah, asalkan tokonya berkualitas dan layanannya oke maka pasti produknya akan saya jual.
Untuk respon jelas harus cepat, karena nasib kita bergantung sepenuhnya pada kecepatan respon supplier, bahkan saya pernah ketemu supplier yang untuk cek stok saja makan waktu 2 hari.
Prioritaskan supplier yang responnya cepat, penjualannya bagus, dan juga menghargai resellernya. Contoh di Artica Computer, dropshipper yang sudah menghasilkan penjualan lebih dari 5x akan mendapat potongan harga (diskon reseller) sehingga profit resellerpun akan semakin besar.
Sepanjang perjalanan/pengalaman jualan online di Nebula Computer, supplier favorit saya adalah Artica Computer dan Harga99. Keduanya sangat humanis, mudah diajak komunikasi baik secara bisnis maupun ngobrol santai. Diluar jam kerja pun mereka masih merespon pertanyaan yang ada, mulai dari stok, status pengiriman, dan update harga.
Walaupun tidak ada supplier yang sempurna, beberapa kali pasti pernah miss communication, lupa update stok/harga dan semacamnya, secara overall kedua supplier tersebut memiliki pelayanan yang sangat bagus (menurut saya).
Inilah tampilan akhir website Nebula Computer dengan 50 kategori (aksesoris komputer & gadget) dan lebih dari 2.000 produk didalamnya (10 supplier):
Untuk metode berbelanja saya sediakan 2 opsi yaitu:
- Direct order: pembeli bisa langsung berbelanja melalui SMS/WA.
- Website order: pembeli bisa langsung menggunakan cart/keranjang belanja yang ada di website dan melakukan checkout secara sistematis.
97% pembelian terjadi menggunakan metode direct order (pemesanan langsung), ternyata mayoritas pembeli online di Indonesia masih suka berbelanja dengan cara tradisional (ngobrol langsung sama penjual) dan transfer manual.
Salah satu selling point kita sebagai reseller yang tidak bisa menawarkan harga lebih murah adalah kita harus mempermudah customer untuk berbelanja, beberapa orang ada yang malas belanja online karena tidak mau buat akun/ID di website e-commerce walaupun ada beberapa situs yang bisa berbelanja tanpa harus mendaftar/register (checkout as guest), namun tetap prosesnya kebanyakan berbelit-belit.
Selain itu kita semua tahu konsumen Indonesia suka banget bertanya mulai dari yang ga penting sampai pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti nanya stok berulang-ulang (mastiin berkali-kali), nanya harga (padahal harga sudah dicantumkan), dan pertanyaan-pertanyaan dasar lain yang sebenarnya jawabannya sudah ada dihalaman website. Dan yang paling bikin kesal jika sudah panjang lebar bertanya ujung-ujungnya hilang begitu saja (hit & run).
Sebagai reseller ya mau tidak mau Anda harus kompromi dengan semua itu.
Untuk marketing saya juga push beberapa produk yang paling laku menggunakan Facebook/Instagram Ads dan Kaskus Ad. Budget yang saya habiskan untuk Kaskus sebesar Rp 200.000,- dan untuk FB/Instagram sebesar Rp 100.000,-.
Budget Facebook Ads saya gunakan untuk “Boost Post” produk yang paling laku dengan penempatan di “Desktop News Feed” dan “Instagram & audience network”.
Baca juga: Cara beriklan di Facebook dan Instagram tanpa kartu kredit
Berdasarkan pengalaman saya, justru marketing dengan iklan (ads) tidak menghasilkan penjualan yang baik (hanya sekedar trafik), penjualan terbaik tetap datang dari marketing yang gratis (free).
Manakah channel yang menyumbang penjualan (sales) terbanyak? Inilah urutan penjualan Nebula Computer mulai dari yang paling menghasilkan:
- FJB Kaskus
- Google/organic (soft selling)
Google/organic maksudnya adalah customer datang melalui pencarian suatu keyword yang berhubungan dengan aksesoris komputer/gadget, lalu mereka masuk ke artikel di website dan akhirnya melakukan pembelian.
Artikel yang saya buatpun tidak banyak hanya sekitar 20 artikel (long-tail keyword) yang semuanya berhubungan dengan kategori atau jenis produk yang paling laku. Jadi jika penjualan kabel LAN sangat baik, saya akan buat artikel tentang penjelasan kabel LAN cat 5/5E/6, jika penjualan mouse wireless sangat baik, maka saya akan buat artikel mengenai review mouse, dan sebagainya.
Semua terus berjalan mulai dari promosi dan order sampai akhirnya saya putuskan untuk berhenti (discontinue) karena penjualannya sudah sangat rendah yaitu hanya sekitar 1-2 item per minggu. Berbeda dengan dulu yang setiap harinya pasti ada order, dengan profit bersih rata-rata Rp 100.000-300.000,-/hari.
Selain itu 2 hal yang menurut saya paling berpengaruh adalah semakin terkenalnya marketplace seperti Tokopedia & Bukalapak (mendapat pendanaan gila-gilaan) dan juga FJB Kaskus yang mulai semakin terpuruk (karena meniru konsep yang sama dengan marketplace).
Sedangkan porsi penjualan terbesar saya datang dari FJB Kaskus, entah kenapa sejak FJB Kaskus mengubah konsepnya seperti marketplace mulai dari adanya etalase toko (bukan iklan baris lagi) dan rekening bersama (brankas) penjualan online shop Nebula sangat turun drastis. Belum lagi rekbernya sempat bermasalah sehingga membuat FJB Kaskus betul-betul terabaikan dan customer pindah ke marketplace lain seperti Tokopedia/Bukalapak.
Di Tokopedia/Bukalapak jelas kita tahu reseller tidak punya peluang disini, jangankan reseller, tangan pertama saja harus banting-bantingan harga supaya bisa survive. Yang saya agak kecewakan dari sistem marketplace Indonesia adalah persaingan harganya yang terlalu ketat, mayoritas pembeli hanya mencari harga termurah dan mayoritas penjual tidak tahu lagi bagaimana meningkatkan penjualan selain dengan memberi harga yang lebih murah.
Baca juga: Top Seller Tokopedia Berbagi Tips Membuat Toko Online yang Sukses
Akhir kata, inilah beberapa tips yang bisa saya berikan berdasarkan pengalaman pribadi:
– Pilih produk yang terbukti laku atau kemungkinan besar akan laku di masa depan
Jangan terlalu passion-passionan diawal, karena tujuan Anda berjualan adalah menghasilkan sales, nantinya Anda akan belajar mana produk yang terbukti laku dan dibutuhkan, dan mana produk yang justru hanya idealis sebagai konsep tapi tidak pernah laku dijual secara nyata.
Cara mensurveynya pun gampang, Anda tinggal buka marketplace seperti Tokopedia/Bukalapak dan lihat berdasarkan kategori dan penjualan terbanyak, disitu Anda akan ketemu berbagai produk yang terbukti sering dibeli dan sedang trend.
Anda bisa perhatikan review dan diskusinya, seberapa relevan produk tersebut saat ini, dan kemungkinan masih akan bertahan lama (asah felling Anda).
note: jarang sekali ada 1 produk yang bisa terus-terusan laku/trending, karena itu Anda juga harus terus-menerus memperhatikan market dan menyesuaikan strategi dengan baik.
– Optimasi apa yang paling penting
Bodohnya saya dulu yaitu terlalu menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang tidak penting, seperti mengoptimasi halaman checkout (padahal ga pernah ada yang pakai juga), menambah halaman/page yang tidak penting, menghabiskan budget marketing untuk channel yang tidak produktif, dan sebagainya.
Berdasarkan pengalaman saya apa yang paling penting dari sebuah website toko online adalah:
- Navigasi yang simpel, pembeli dapat dengan mudah menemukan kategori yang ingin mereka cari
- Deskripsi, harga dan gambar produk yang jelas
- Cara pembelian yang tidak berbelit-belit, sediakan alternatif yang lebih mudah (pemesanan langsung). Semakin mudah semakin bagus.
- Respon dengan cepat customer yang datang, karena sebagai reseller inilah selling point utama Anda.
- Jadilah fleksibel, jika suatu produk memang terbukti tidak laku atau mulai ditinggalkan (kadaluarsa), segera ganti dengan produk lain, tawarkan sesuatu yang baru, lakukan test market terus menerus.
- Perhatikan juga persaingan yang ada, jangan buang-buang waktu seperti bersaing dengan e-commerce besar untuk muncul di halaman pertama Google (ujung-ujungnya hanya buang-buang resource), pertimbangkan alternatif lain, cari celah yang bisa Anda masuki namun kompetitor/persaingannya rendah. Kecuali Anda mau membuktikan diri bahwa Anda bisa mengalahkan e-commerce besar tersebut, ya silahkan-silahkan saja.
– Strategi harga
Ini hanya referensi saya pribadi dan mungkin tidak berlaku untuk semua orang. Saya biasanya mematok harga di range antara Tokopedia dengan e-commerce B2C aksesoris komputer seperti Lazada, Bhinneka, dan Blibli.
Misal:
Kabel LAN 30 meter dijual seharga Rp 60.000,- di Tokopedia (oleh supplier termurah), lalu saya akan bandingkan dengan harga di Lazada & Bhinneka, saya cari penjual yang memasang harga termurah juga dan biasanya pasti harganya tetap lebih mahal dari yang di Tokopedia (no offense). Ya jelas karena supplier di website B2C biasanya dikenakan biaya komisi sekian % dari penjualan/rekber sehingga mau tidak mau mereka akan menaikkan harga produknya untuk mendapat profit.
Katakan saja harga yang saya temukan termurah di Lazada/Bhinneka adalah Rp 90.000,- (asumsi), maka saya akan pasang harga kabel LAN 30 meter di website saya seharga Rp 75.000,-. Prinsipnya saya harus menjadi lebih murah dari website-website B2C yang ada dan tetap mendapatkan profit.
Sehingga customerpun menemukan bahwa harga saya yang paling murah (selama dia belum ketemu Tokopedia/Bukalapak). Lucunya juga beberapa merchant acquisition seperti dari Rakuten (saat itu masih beroperasi) menghubungi saya untuk menjadi supplier di platform mereka (padahal saya reseller), artinya saya sudah berhasil menciptakan image yang tidak jauh berbeda dengan seorang supplier/tangan pertama.
– Tidak selamanya Anda bisa jadi reseller
Dan tips terakhir sebagai penutup adalah Anda tidak bisa terus-terusan seperti ini, ada 2 cara untuk naik level yaitu:
- Menjadi impotir/distributor/tangan pertama (mengambil stok langsung)
- Menjadi produsen menciptakan produk Anda sendiri
Keduanya memiliki resiko, mau tidak mau pasti ada kemungkinan rugi dan gagal. Namun jelas Anda tidak bisa sukses kalau terus-terusan menjual produk orang lain sebagai reseller/dropship, jika Anda sudah cukup banyak belajar dan yakin, maka saatnya melompat ketempat yang lebih baik.
Saran saya coba stok produk yang tidak akan pernah kadaluarsa dan harganya stabil, seperti kaos atau jaket. Artinya kalau tidak lakupun harganya di masa depan masih sama (bahkan naik) dan sesial-sialnya ya produk itu bisa Anda gunakan untuk diri sendiri.
Itulah semua pengalaman jualan online yang bisa saya bagikan kepada Anda, saya sendiri juga bukanlah seller yang sukses besar dan kaya raya, karena itu pasti ada beberapa kesalahan yang sering dan masih saya lakukan, tidak semua yang saya berikan disini cocok untuk Anda.
Ingat setiap orang memiliki keadaan yang berbeda-beda, kondisi lingkungan yang berbeda-beda, maka dari itu teruslah belajar dari sumber-sumber yang lain (jangan hanya terpaku pada 1 cerita), dan semoga sharing ini bermanfaat untuk Anda 🙂
Bagus bro artikelnya, sukses terus
anyway ini terjadi tahun kapan ya bro? and boleh share ga, menurut agan kenapa kaskus bisa jadi drop banget ya?
Saya buat toko online ini awal tahun baru 2015 dan tutup di tahun 2016. Jadi sekitar 2015-2016 awal.
Menurut saya Kaskus drop karena JFB nya jadi mirip marketplace seperti Tokopedia, kurang inovasi, mulai dari brankas dan etalase toko bener-bener konsepnya sama persis.
Padahal dulu statistik belanja online di Indonesia 90% transaksi online shop itu terjadi melalui Kaskus dan COD. Sekitar 50% COD, dan FJB Kaskus 40%. Sisanya baru Tokopedia/Bukalapak, Facebook/Instagram, dll. Jadi ya emang reseller Kaskus jaman-jaman dulu itu makmur banget, namun sejak Tokopedia & Bukalapak makin populer porsi penjualan Kaskus makin kesini makin kecil.
Saya tanya supplier sayapun juga sama, Kaskus sekarang udah mati, dia cuma main di Tokopedia & Bukalapak. Mungkin karena di toped/BL ada sorting berdasarkan “harga” jadi pembeli udah ga perlu repot nyari harga termurah dimana.
Kalau ada barang sama tapi harganya lebih murah, pasti pembeli bakal beli dari yg lebih murah. Memang salah satu yg paling saya kecewakan dari persaingan e-commerce dalam negeri yaitu persaingan harga karena mayoritas pembeli di Indonesia itu pelacur harga (price whore).
Mungkin agan bisa belajar banyak dari founder e-commerce Indonesia yg menceritakan kegagalannya bersaing didalam negeri karena kuat-kuatan modal. Sampai saat ini memang sepertinya “harga” masih menjadi faktor paling dominan disini.
Thanks bro untuk sharingnya. Uda baca link yang dikasih, sangat membuka mata dan sangat menarik, kebetulan juga failure story lover *in a good way ya* 🙂 .
Saya jualan di kaskus uda dari 2009 dan lately memang sudah mulai tinggalin FJB karena almost zero sales (even response) every month dalam 1 tahun terakhir sejak FJB ganti baju, walaupun ya barang2 ane masi nongkrong di FJB karena sbenernya masih sayang ama ini forum.
Awalnya ga percaya dengan posting2an kaskuser lain yang ngeluh FJB drop karena FJBnya ganti baju. Karena saya orang yang cukup excited waktu liat FJBnya diupgrade dan dibuat lebih aman dengan brankas, dan malah sempet hadir waktu sosialisasinya di kantor Kaskus. *dalam ati, it should be done 4-5 years ago* jangan ngandalin 3rd rekber yang dari awal saya pnya feeling ga bagus. 🙂
Even jualan barang second pun, dulu after posting, cuma dalam waktu 2-3 jam saja uda bejibun responnya. Sekarang sudah ga gt lagi.
Sekarang lebih fokus di marketplace lain, namun ya bener kata agan, susah banget compete dari segi harga, mau banting harga terus expect in quantity juga tetep kalah sama distributor2 lain yang jumlahnya juga banyak.
Permisi…
Gan, aq mau dong dikasih tips buat download n upload produknya itu kok bisa sampai ribuan dalam waktu yg singkat… apa download satu2 apa pakai software? Klau download satu2 berapa lama smpe ngumpul ribuan produk? kalau software pake apa n apa ada yg gratis…hehhee
Mohon pencerahannya…makasih….
Downloadnya satu2 manual dari supplier dan itu memang lama kok..
Saya upload semua produknya sendiri, bisa sih kalau mau suruh orang/pake jasa freelance tapi ya tau sendiri kalo orang lain yg ngerjain biasanya hasilnya abal-abal.
Yg paling cape waktu upload semua produk dari suplier yg pertama, sekitar 500 produk langsung upload sekaligus tapi kalo niat ya 1-2 hari kelar kok.
Sisanya nyusul pelan2 aja, saya upload sambil berjalan jadi sekitar 10-20 produk per hari dari suplier-suplier lain, lama kelamaan jadi ribuan deh 🙂
Bisa pake link klipper buat ambil link kategori produknya > gunain import.io untuk extract data produk secara detail. salam 😀
makasih gan
nice artikel gan, saya lgi putus asa jg nie jualan lewat fan page dan webiste tpi masih aja rugi dengan paid trafic fb ads.
saya masih dropsip dan ambil dri toped , barang yang saya jual dari supplier yang beda beda jg gan.
ada tipsnya gk nie bos? produk yang saya jual seputar fashion wanita.
apa memang bisnis dropship ini sudah tidak lagi prospek ya?
Menurut saya pribadi memang prospek dropship udah ga bagus sekarang. Dan bakal mati total kalau nanti Tokopedia/Bukalapak sudah mendominasi e-commerce di Indonesia.
Jangankan dropship, saya yg tangan pertama aja susah banget buat survive di Tokopedia/Bukalapak karena cape banting2an harga terus sama importir dan distributor besar.
Tipsnya ya paling mulai beralih jadi tangan pertama, mulai berani ambil produk kecil-kecilan dan dropshipnya tetap dijalanin, jadi sekaligus reseller sekaligus dropship sampai nanti kalau sudah mantap dengan produk yg dijual mulai berani ambil quantity dan jadi distributor.
Seller-seller/importir di Tokopedia yang sudah besar juga sebenarnya masih ngejalanin dropship dari toko lainnya, karena supplier saya di mangga dua dulu juga begitu, dia bantu jual barang dari toko tetangga-tetangganya (dropship), dan toko tetangganya juga bantu jualin (dropship) barang di toko dia.
Mantep banget gan artikelnya.. Berenti jadi dropshipper, malah bisa jadi blogger mahal ini mah. Haha..
Btw, boleh ya nimbrung.
Menurut saya pribadi, jualan itu bukan soal modal besar atau modal kecil, punya modal atau gak punya modal, punya barang atau gak punya barang, pedagang kakap atau pedagang dropshipper, harga kita lebih murah atau lebih mahal. Toh, tukang nasi goreng di mana-mana, tetep aja ada yang beli, baik itu Nasi Goreng Mafia ( nasi goreng favorit saya ini. Haha ) ataupun tukang nasi goreng keliling. Tinggal kita pilih sendiri. Mau jualannya panjang sampai puluhan tahun gak mati-mati, ya jualan nasi goreng yang enak banget banget banget. Mau jualannya booming banget, ya bikin nasi goreng pake tai kotok. Hahaha..
Dasarnya, menurut saya jualan itu adalah kita ( pedagang ) bisa memenuhi
KEBUTUHANnya si pembeli. Apapun jualannya, yang penting kita bisa analisa dengan baik apa saja yang dibutuhkan pembeli, mengenali perilaku pembeli dan atau jika bisa, membuat pembeli yang tadinya gak butuh misalnya, jadi membutuhkan barang kita. Apapun platformnya, di manapun jualannya, mau online atau offline, Insyaallah kalau begitu bisa sukses juga gan. Gak usah takut persaingan. Gak usah takut pengusaha besar. Gak usah takut orang pinter, Gak usah takut orang kreatif. Yang penting, kita harus punya pembeda yang bisa bikin orang repeat order terus ke kita.
Menjadi dropshipper atau reseller itu enak-enak gak enak. Pinter-pinternya kita mengalisa pasar aja gan. Maksudnya bukan berarti kita harus kebanyakan mikir sebelum memulai jualan, cuma emang feeling bisnis yang bisa jadi duit itu menurut saya gak bisa instan, asal jalan, apalagi dipaksain jalan. Harus terasah dan lahir dari pengalaman biasanya.
Saya punya beberapa contoh, sukses gak sukses, pembaca yang menilai. Cerita ini saya ambil dari kisah sahabat-sahabat saya sendiri. Mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman pembaca blog ini.
1. Budi – Makelar Cetakan
Ada yang sering berurusan dengan percetakan / offset printing? Tau kan gimana ribetnya? Kalau yang ngerti, mungkin gak bakalan pusing saat harus berurusan dengan cetakan offset. Tapi kalau bagi orang yang gak ngerti, itu ribet bro.. Mulai dari desain, milih kertas, setting, nungguin cocokin warna, revisi-revisi itu bakalan bikin pusing.
Nah, si Budi ini melihat celah itu. Meski banyak percetakan berhamburan di Jakarta, Budi berhasil menjual cetakan dengan layanan yang berbeda yang gak disediakan percetakan beneran yang punya mesin dan kantor fisik. Klien bisa tinggal cerita mau cetakan seperti apa ke Budi, lalu duduk manis tunggu hasilnya.Bahkan, kalau si calon klien pelit banget orangnya, si Budi ini juga bisa ngasih harga lebih murah dari percatakan dengan cara dia sendiri. Budi juga rela menanggung rugi untuk cetak ulang kalau ada kesalahan cetak yang mungkin gak akan kita temui layanan serupa di percetakan sungguhan.
Dari sisi bisnis, menurut saya malah lebih enak jadi Budi. Dia gak perlu mikirin overhead. Kalau lagi kebanyakan order, Budi tinggal membaginya ke berbagai percetakan sehingga semua order bisa dikerjakan bersamaan. Coba kalau percetakan beneran yang punya mesin, satu mesin penuh, ya terima ordernya sesuai kapasitas mesinnya ( meski mungkin juga sih si percetakan lempar order ke percetakan lain ). Kalau Budi, bisa terima sebanyak kemampuan multitasking-nya. Ya gak?
Lalu apa latar belakangnya Budi? Budi ini teman SMA saya di SMA 29 Jakarta dulu. Kita pernah bikin usaha bareng jasa pembuatan buku tahunan sekolah dan majalah cetak kawasan. Usaha jasa pembuatan buku tahunan sekolah dan majalah cetak kawasan kita gagal, tapi dari pengalaman kita itu, si Budi berhasil punya penghasilan lumayan dari menjadi makelar cetakan. Dia gak punya mesin cetakan dan gak punya kantor. Jualannya juga gak pake promosi sama sekali ( asli, beneran gak pake promosi ) modalnya nol, cuma viral dari klien-klien terdahulu di buka tahunan yang merekomendasikan dia ke klien-klien lainnya. Tapi meski begitu, hasil usahanya itu udah berhasil memberikan dia sebuah mobil Xenia ( udah lunas cicilannya ) dan tanggal 25 September ini doi akan menikah dari hasil usahanya.
2. Bayu – Makelar Bikin Sepatu
Sama seperti Budi, Bayu Jangkung ini juga sahabat SMA saya di SMA 29 Jakarta dulu. Bayu Jangkung ini pun merupakan teman satu team saya di usaha bareng saya dengannya di usaha jasa pembuatan buku tahunan sekolah dan majalah cetak kawasan yang pernah kita rintis.
Sebelum menjadi makelar bikin sepatu, Bayu memulai usahanya dengan jualan online sepatu dari Taman Puring, Gandaria, Jakarta Selatan. Berbeda dengan Budi, kalau teman saya si Bayu ini promosinya pakai website wordpress yang dia buat dengan belajar sendiri. Gigih belajar bikin wordpress website dan SEO, akhirnya beberapa halaman di websitenya bertengger di puncak pencarian kata kunci Google. Dari situ, Bayu pernah mendapatkan omset hingga 100 juta rupiah per bulan dari jualan sepatu Taman Puring. Ya, 100 juta gak pake punya barang. Cuma promosi dengan website yang udah top di Google dan cara jualannya cuma datang ke Taman Puring, foto-fotoin barang yang ada di Taman Puring, lalu dipajang di websitenya.
Tapi.. Jualan sepatu Taman Puring ini banyak komplennya karena barangnya jelek, meski harganya murah banget, kata Bayu. Ada aja konsumen yang komplen. Saat sedang berpikir untuk mengganti barang dagangan untuk mengurangi komplen, dilalah ada seorang pengrajin dari Cibaduyut, Bandung mengajak berkenalan melalui BBM. Si pengrajin dapet PIN BBM Bayu dari hasil pencarian di Google, lalu ketemulah websitenya si Bayu.
Setelah mereka berkenalan, saya sempat menemani Bayu mendatangi bengkel si pengarajin. Inti pertemuan itu adalah si pengrajin minta dicarikan order karena bengkelnya si pengrajin sepi order. Sepi order karena persaingan dan lokasi bengkelnya yang terlalu dalem masuk ke gang-gang di CIbaduyut.
Bayu pun mengiyakan penawaran si pengrajin.
Setelah menjalin kerjasama dengan pengrajin, Bayu akhirnya tidak lagi berjualan sepatu Taman Puring. Kemudian ia fokus berjualan sepatu yang ia produksi sendiri dari pengrajinnya sembari mencarikan order pembuatan sepatu untuk pengrajin.
Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, websitenya Bayu ini udah SEO banget. Jadi apa aja yang ia posting, termasuk kata kunci utama yang ia bidik berhasil ia raih di peringkat no. 1.
Nah di situlah salah satu kunci keberhasilan Bayu. Calon-calon klien dipetakan dalam bebagai kondisi seperti ini :
a. Calon klien yang datang dari Google dengan mencari jasa pembuatan sepatu itu biasanya sudah siap order. Karena orang yang cari vendor atau supplier biasanya memang sudah punya perencanaan produksi untuk sesuatu yang dibutukan, bukan lagi window shopping. Beda dengan orang lagi cari baju, sepatu atau mobil.
b. Calon klien yang datang dari Google dengan mencari jasa pembuatan sepatu itu biasanya dalam kondisi urgent. Udah produksi di tempat lain, tapi jelek hasilnya. Atau gak sesuai deadline. Atau ada dealine baru.
c. Calon klien yang datang dari Google dengan mencari jasa pembuatan sepatu di internet itu, biasanya awam soal produksi sepatu atau gak tau harus cari vendor di mana atau males muter-muter.
d. Mereka biasanya cari vendor yang lebih murah.
e. Ada juga yang cuma cek harga.
f. Ya masih ada kemungkinan kondisi lain-lainnya sih. Tapi 5 kondisi di atas, menurut saya yang paling relevan.
Mencari klien yang dalam kondisi a, b dan c ini paling tepat ya dengan memposisikan website kita no. 1 di kata kunci utama yang kita bidik di Google seperti yang Bayu lakukan. Kenapa di Google? Karena memang biasanya orang-orang yang cari vendor atau kontraktor atau supplier dengan kategori barang atau jasa tertentu biasanya yang pertama kali mereka buka adalah Google.
Mudah ditemukan klien yang siap order dengan memberikan pelayanan yang serba solusi, calon klien biasanya akan enggan untuk cari vendor lain. Dengan cara ini, Bayu akhirnya berhasil mengantarkan pengrajinnya ke tahap “rindu ranjang” ( kewalahan ngerjain order. Haha ). Pengrajin pun akhirnya memberikan kekuasaan penuh kepada Bayu untuk menentukan harga dan keuntungan. Kalau pun ada klien yang datang ke bengkel langsung, pengarajin menolak mentah-mentah memberikan harga, “telepon aja ke pusat, ke bos Bayu”. Padahal si Bayu ini cuma makelar alias calo. Haha.
3. Saya Sendiri – Reseller dan Dropshipper Barang Kategori Perempuan
Kisah saya mirip-mirip kisahnya Bayu. Alhamdulillah, sampai sekarang omsetnya masih lumayan.
—————————-
https://uploads.disquscdn.com/images/4b549096ea7688038612c9a5134be838ffea19800976deae29ce54444c87c135.jpg https://uploads.disquscdn.com/images/2a4d79bb492eb215bdba38db8cddf97663d64b90a98852b75d58f7c2573f28eb.jpg https://uploads.disquscdn.com/images/6850457b5e5d92606948f2751edd7c381a5dd18dcf396118cca8a1bd8832c064.jpg
Nice story mas..
Bukan bermaksud negatif tapi kalau boleh sekalian di info website/url nya karena kita tahu diluar sana juga banyak cerita2 sukses namun ga bisa dibuktikan secara real (atau berdasarkan data)..
Banyak blogger bilang punya web “X” trafiknya ratusan ribu bla.bla.bla penghasilannya puluhan juta tapi url/webnya di sembunyikan..
Cuma Screenshoot analitik atau mutasi sudah ga ada artinya di dunia internet karena angka2 ini kita tahu sangat gampang dimanipulasi…
Btw, nice share mas, panjang komennya udah kaya artikel 🙂
Haha.. Iya sih..
1. Gak ada websitenya
2. Googling : jasa pembuatan sepatu bandung ( saat ini no. 1 )
3. Googling : jne 24 jam tangerang ( saat ini no. 1 ). Googling : membedakan tas asli dan kw ( saat ini no. 1 ).
Langsung url aja mas, kalau googling hasilnya bisa beda2 tiap browser/komputer…
Biar mungkin yg lain juga bisa liat… Kan lumayan loh nambah trafik referral dari blog ini 🙂
Btw, ini cerita sukses bukan ya? Ini mah cerita biasa aja mas, sekedar nimbrung.. Sukses gak sukses, yang penting udah coba :).
Loh sekarang sudah tutup ya Gan Nebula Computernya?
Iya, diatas sudah dijelaskan kalau Nebula sudah discontinue, ini justru saya buka semua karena sudah tutup.
Kalau masih jalan ga mungkin saya kasih tau siapa2 aja suppliernya dan cara saya menjual…
Nice artikel bro.. sebagai newbie di bisnis toko online dropship/reseller, artikel nya sangat2 membuka wawasan saya untuk mereview ulang toko online saya. Detail dan kejelian dalam memilih best supplier emang penting, saya pernah kurang research dalam hal ini sehingga penjualan menurun dan stuck. Karena harga yg saya tawarkan ternyata kemahalan (bukan dari supllier aslinya). Sementara pesaing lain jual lebih murah dari harga yg saya tawarkan.. Meskipun akhirnya setelah kroscek bisa ketemu supplier benerannya 😀
Tanya dikit nih bro, ada saran gak bro kalo seandainya kita sudah terlanjur pasang harga yg kemahalan, trus mau kita ubah jadi harga yg kompetitif. Langsung kita turunin aja atau gmn bro.
Thanks yak bro, artikel nya bener2 ngbantu utk lebih mengerti bisnis online secara dropship & reseller. 🙂
Untuk harga yg kemahalan, kalo saya biasa tergantung penjualannya.. Kalau dgn harga yg kemahalan itu penjualannya tetap ok saya biasanya tetap pasang harga segitu, tapi kalau penjualannya sangat sedikit bahkan nihil pasti langsung saya turunin harganya sekompetitif mungkin.
Unek2 kita sama gan hehehe
pintar-pintar ngikutin perkembangan ecommerce kalau mau tetap eksis
pantang putus asa
ngomong2 bos bisnis dropship masihkah menjanjikan? mohon sarannya
Menurut opini saya pribadi tahun 2017 bisnis dropship sudah tidak lagi menjanjikan dan akan semakin surut kedepannya…
Penjelasannya bisa baca di:
http://solusik.com/peluang-reseller-dropship/
Walaupun masih ada beberapa orang yang bilang bisnis dropship ini masih prospektif (opini orang beda2), namun dari pengalaman saya sebagai full time reseller/dropship sekarang bisnis ini udah tidak menjanjikan sama sekali.
solusinya? jadi importir? reseller? apa cari bisnis laen? apa malah ada saran kira2 bisnis online apa yang prospeknya bagus?
sory crewet bos hehe
Untuk toko online menurut saya cuma ada 2 pilihan untuk sukses yaitu:
– menjadi produsen (buat produk sendiri)
– jadi distributor/tangan pertama
Saya pernah jadi tangan pertama dan itu aja harus banting2an harga di toped dgn seller lain jadinya profit kurang maksimal, maklum di Indonesia persaingan harga sangat sensitif.
Alternatifnya bisa coba liat di:
http://solusik.com/peluang-usaha-modal-kecil/
Mnurut saya usaha apa aja bisa prospektif kok asal kita pintar2 melihat peluang yg ada dan konsisten…
thanks banget bos
Ka mau tanya yg jual d bukalapak itu rata2 produk y sama apa lagi baju..kita2 mereka dapet produk dari mana yh..tlng penjelasan ya
Ka yang di tokopedia produk baju hampir semuanya sama kira2 mereka dapet produk dari mana ya?
Mungkin mereka import ditempat/supplier yg sama, atau barangnya beda tapi ambil katalog/gambar dari toko lain (copas).
Biasa di toped/BL gambar & deskripsi kebanyakan sama gara2 sellernya yg pada asal copas deskripsi/gambar padahal mungkin aja barangnya beda kualitas…
Gan. Gmna mnurt agan ttg jual acceasories hp kw
Berdasarkan pengalaman saya dulu acc hp di Nebula Computer kurang gitu laku, yg lebih sering laku itu acc komputer khususnya kabel-kabel.
Tapi dicoba-coba aja, ditest market dulu siapa tau lebih laku diagan…
keren banget mas.. kalo boleh tau sekarang main apa?
Ga main apa2 mas. Lagi ga mau jualan…
nice sharing
banyak pelajaran yang bisa diambil
saya sendiri mulai jualan online sejak 2010
dan sekarang sudah meningkat alhamdulilah ( bonus bisa beli rumah )
pengen banget sharing kaya yang lain biar bisa berbagi pengalaman
moga semua yang jualan online bisa survive ya
Gara2 shopee dunia perdagangan jadi hancur bos udah mah free ongkir belum lagi persaingan harga dengan importir
Mantab gan ulasannya, mau tanya dong. Saya baru mau main dropship, terima kasih untuk artikelnya jadi saya banyak mengerti. Mau tanya, Kalau kita buat website dan main dropship, kita taruh alamat kita di website tapi nanti barang dikirim dari alamat supplier bukan alamat kita, itu jadi masalah ga ya? apa jadi pertanyaan pelanggan nantinya?
Sebaiknya tidak usah cantumkan alamat atau kalau mau cantumkan kotanya saja, lagipula saat pengiriman tidak diminta kok alamat pengirimnya, yg diperlukan hanya alamat si penerima jadi kita ga perlu khawatir, kecuali kalau supplier anda beda kota dengan anda itu bisa rawan ketahuan karena itu sebaiknya cari supplier yg masih 1 kota dgn kita.
mantap!, thanks atas seluruh sharing2nya bro.. sangat membantu bagi saya yang sedang ingin mencoba dropship dan mencari tahu faktor2 x pada proses jualan online..
yang ingin saya tanyakan jika berkenan untuk dijawab,
saya di daerah makassar, sulawesi selatan, setahu saya sangat kurang supplier didaerah sini, apalagi aksesoris komputer, jadi solusi menurut sy adalah cari supplier lain,..
pertanyaanya adalah:
1. bagaimana menjawab jika customer bertanya “ini ng bisa COD yah ?” seandainya supplier jakarta dan customer jakarta
2. bagaimana menghadapi kasus jika customer membeli 3 produk yg masing2 beda supplier namun suppliernya 1 kota, kan tetap mereka kirim masing2 ?
terima kasih bro jika pertanyaan sy bersedia untuk dijawab..
1. Arahkan customer u/ beli secara online (katakan kalau agan hanya menerima order via online), kalau customer tetap ngotot mau COD biasa saya batalkan transaksi (alternatif lain bisa kita coba lempar langsung ke supplier walau kemungkinan besar kita ga akan dapat profit).
2. Agak sulit kalau lokasi supplier dan lokasi kita beda kota, kalau dulu saya biasanya ambil barangnya di semua supplier dan kirim sekaligus sendiri, resikonya kalau dikirim masing2 ketiga supplier yg beda jadi ketahuan kalau kita ini dropshipper.
Coba baca di part 1 sudah saya jelaskan kenapa harus pilih supplier yg 1 kota dgn kita…
http://solusik.com/tips-toko-online-sharing-pengalaman-reseller-dropship-part-1/
Ohh okay, thanks atas ilmunya mas ^^
Pemula online bisnis yang punya visi jangka panjang harus terus belajar mengenai entrepreneurial sehingga bisnisnya bisa maju terus…
jiah artikel sebagus ini baru nemu sekarang. Produk yang justru hanya idealis sebagai konsep tapi tidak pernah laku dijual secara nyata jeng jeng jeng menohok sekali dan realitanya memang begitu
Sangat bermanfaat, dan sangat menginspirasi buat saya. salam kenal dan sukses terus mas.
Thanx banget gan artikelnya bagus dan sangat membantu memikirkan ide2 baru jualn online..sukses selalu ya 🙂
Artikelnya bikin terang otak nih
tadinya aku punya niat untuk jadi reseller/dropshipr buntut buntutnya harus bertarung dengan importir atau distributor yg banting in harga…ngenes lah..
reseller cuma jadi penonton.
bener juga mas mendingan jadi produsen kita yg kuasa diharga…
bener juga kata orang sukses…untuk jadi orang yang sukses mesti kreatif dan inovatif…
salam buaat mas yang sudah memeberi inspirasi..dari pengalaman
Setuju..
keren kang. lanjutkan, semoga sukses kang
Bergizi…
luar biasa artikelnya
saya ga pernah comment di artikel orang
khusus untuk artikel Anda yang menginspirasi ini
jari tangan saya tidak tahan utk beri coment 🙂
sukses selalu mas bro
mantap, .. pengalaman yang sangat memotivasi dan bermanfaat.
Mantab artikelnya, realyta yg terjadi pada saat ini…
Keren gan… Good Job
Keren! thanks for sharing, gan….saya juga baru mau mulai. Baru belajar dropshipping, agan malah udah quit ya. Telat banget ya???
Jadi lanjut ga ya?
Warbiyasah mas, lanjutin komen diatas knp artikel bagus gini baru saya temuin sekarang? tapi lebih baik telat dari pada ga masuk (*potong gaji soalnya), makasih banyak sharingnya gan, membuka pikiran ane. Dari awal saya berniat bisnis online memang berfikir “saya ga akan jadi besar kalau ga punya produk sendiri”, ditambah stigma negatif supplier saya yang bilang “lu telat baru mulai sekarang”..tapi entah kenapa hati saya ga bergeming masih yakin sekalipun supplier besar bisnisnya udh pada “lari” sekarang ini, 1-3thn kedepan “style” customer dlm berbelanja online akan terus berubah menurut keyakinan saya, belum lagi tidak ada jaminan bahwa marketplace skrg yg sedang leading dalam 1-5thn kedepan akan tetap sama posisinya, (contoh: kemunculan shopee benar2 menggeser klasemen LIGA, ibarat Man.City yang tetiba jd jagoan), jadi saya jawab ke supplier saya waktu itu “ya..kl gw ga jalan sekarang, lu makin lari..gw ndlosor aja tidur2an terus, seengganya gw jalan walaupun jalan santai…someday, akan ada titik kita sama2 diem, terus ngadu lari..wkwk
anyway, salam kenal dan makasih untuk artikel bagus ini…sukses selalu untuk kita umat akhir jaman…
Menarik sekali artikelnya, udah kaya dengerin guru ngejelasin di dpn kelas dgn teori dan praktek yg jelas pula… Beberapa tahap udah bisa diikutin, tp skrng mentok makanya nyari2 sampe ketemu ini.. Mau tanya, saya aktif jualan di ig dan fb, sasaran emak2 sih.. Tp msh droship dr berbagai suplier, skrng bnyk cust pgn belanja produk saya d shopee krn ada program gratis onkir, sbgai dropshiper ini sedikit membingungkan, kira2 mungkin ga dropshiper terjun ke marketplace, klo harga bisa bersaing, cmn stok aja yg g punya.. Mohon pencerahannya bos
mungkin2 aja, tapi biasanya sulit u/ bisa bersaing karena supplier ngumpul smua disitu, mayoritas customer marketplace itu slalu mencari harga termurah atau penjualan terbanyak (dan review positif), hal ini yg bikin dropshipper susah laku karena harga jelas lebih mahal dan belum punya penjualan/review yg baik…
Mantap banget artikelnyaaa
Boleh sharing dan tanya om..
Btw kenapa pelanggan harus beli di toko kitadengan harga yang lebih mahal, sedangkan ada harga yang lebih murah, yakni supplier kita sendiri?
Karena suplier pasti juga punya account di marketplace atau situs..
Mohon pencerahannya om.. terima,asih sebelumnya
memang tidak banyak value yg ditawarkan ke konsumen sebagai dropshipper, namun dari sisi seller kita (sebagai dropshipper) membantu penjualan barang2 supplier supaya lebih laku lagi karena ga semua market terjangkau sama supplier…
karena itulah biasanya dropshipper main di website sendiri, sosial media, forum, dll karena supplier2 udah pada nimbrung di marketplace, jadi dropshipper bakal bantu marketing ke tempat2 yg belum dijangkau oleh supplier… Kalau diliat dari segi konsumen memang ga ada kelebihannya, toh harga lebih mahal, proses lebih lama (karena harus dioper lagi ke supplier), tapi untungnya ga semua konsumen mau ribet nyari2 di marketplace/website e-commerce makanya masih ada yg tetep beli lewat reseller/dropshipper walau lebih mahal…
Sekarang masih jualan apa engga om ?
Senang dapat informasi seperti, saya sebenarnya berencana mau buka toko online,lokasi MANADO, barang2nya dari tokopedia dan mau sistim dropship, menurut om…apakah rencana ini sebaiknya tidak diteruskan…atau tetap buka toko online tapi jualannya di google…menurut om bagaimana..?
di coba2 saja gak ada salahnya, toh ga perlu modal apapun ini (paling hanya domain/hosting kalau kamu buat website), saya sendiri sudah lama tidak jualan dan kurang tahu kondisi dropship di Indonesia seperti apa sekarang, kalau kamu bingung lebih baik tes sendiri karena pengalaman dan teori orang bisa beda2, dan cara terbaik untuk mengklarifikasi ya langsung dikerjakan saja apakah benar2 “work” atau tidak…
atau coba saja buat toko online di sosmed seperti instagram, line, forum kaskus, grup facebook, dan lain-lain yang free…
dan shope datang dengan gratis ongkirnya di 2108 …setelah itu untuk 2019 sulit di prediksi siapa kuda hitam selanjutnya. yang pasti pemilik modal besar yg selalu mengontrol pasar.
Kenapa anda tidak mengiklankan produk anda suapaya laku. kelebihan dari dropship kita kan tidak punya modal cuma menjual barang orang. resikonya sangat sedikit. kalau nggak laku ya ngga apa-apa. Tapi kalau ingin sukses harus di promosikan dong lewat iklan.
saya baru mau mulai menjadi dropshiper, tapi karena ada artikel ini, yang membuat orang patah arang. membikin orang bingung?
Sebelum mau melanjutkan cerita orla lagi, baru pertama kali ini ku baca artikel dan komen yg mnrutku berkualitas..sprti ada pncerahan.pdahal postingannya sudah 2 th yg lalu. Tp msh jd the best number one mnurutku.
Apapun usahanya semoga siapapun rezekinya tetap mengalir halal dan berkah.
Dan yg msh jd hal utama dsini mnurutku ttg berinovasi sndri / mmbuat produk sndri lalu jual dgn cara mngikuti jaman..baik secara online ato offline..agar makin berkembang.
Sukses buat semua.
Sangat menarik gan ceritanya. Dulu saya juga pernah jadi reseller pulsa, waktu pertama kali muncul pulsa all operator. Cukup sukses saya waktu itu, walaupun masih menggunakan gratisan dari blogspot.
Sayang seribu sayang, karena sibuk kerja, blognya tidak terurus lagi. Akhirnya lambat laun meredup, artikel yang saya buat semua dicopas oleh orang lain dan banyak lagi masalhnya setelah tidak di urus.
Ini menarik memang dan yg saya garis bawahi disini adalah harga di marketplace gila2an mereka harus bersaing utk cari pembeli.
Saya mau tanya, apakah website online Store nya Nebula Computer ini masih ada (aktif) ?
kalau boleh saya tertarik untuk akuisisi webstore nya atau kerjasama untuk bergerak di bidang B2G (goverment) produk komputer/IT.
Jika tertarik tolong kabari secepatnya ya, Terima kasih sebelumnya.
Kak saya mau tanya,sebenernya ini di luar topik.tapi tidak apa ,karena saya yakin kaka bisa ngasih solusi yg tepat.saya berencana jualan online dan ofline dengan kategori makanan/semcam snack buatan sendiri dengan modal yg sangat minim.yg jadi pertanyaan saya adalah mengenai izin PIRT (pangan industri rumah tangga) sebaiknya bagai mana,izin dulu apa di jalanin dulu? Takutnya kalo izin dulu kita ngak tau bakalan berhasil atau tidak usaha ini dan kalo di jalanin dulu atau setelah melihat repon pasar positif baru mengurus izinya menurut kaka bagai mana?
terimakasih atas motivasi yang sangat bermanfaat ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca / calon pengusaha online seterus nya.
Wah senasib ya bro, saya udah jualan di FJB Kaskus dari tahun 2013, mulai dari dropship produk yang sebetulnya dari kaskus juga, tapi kerennya bisa tetep laku
Mungkin karena sistem iklannya dulu nggk mudah untuk sorting harga dri yang termurah. Jadi selama iklannya muncul tetep diklik pengguna juga.
Selain itu dulu kaskus bisa custom thread, bener bener kita sendiri yang bikin sekat/jarak setiap penjelasan produk, lalu bikin bingkai untuk threadnya, hahaha.
Yah, semenjak kaskus dijual pendirinya, malah mengadaptasi keseluruhan marketplace, jadinya ya begini, saya nggk pernah dapet penjualan lagi hampir 2 tahun ke belakang ini dari kaskus, cendol ijo 5 bar jadi sia sia juga sekarang.
Sekarang cuma bisa ikutin trend harga aja di marketplace, klo nggk laku juga jadinya terpaksa close produk. Belum lagi biaya iklannya untuk bersaing di marketplace sekarang mahal, dan biaya untuk jadi power merchant/super seller/star seller.
Nasib nasib….
Terima kasih banyak udah sharing, sangat berguna sekali bro
Pelacur harga. Kejam kali kau ;))