Mengapa Peluang Reseller Dropship Akan Segera Mati di Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang reseller/dropship semakin kesini semakin mengkhawatirkan, hal ini disebabkan karena marketplace sudah mendominasi pasar di Indonesia. Kita lihat faktanya saja, berdasarkan data top situs Indonesia dari Alexa sudah jelas e-commerce yang peringkatnya paling tinggi adalah Tokopedia & Bukalapak (disusul oleh B2C seperti Lazada, dll).
Marketplace memang sudah mendominasi e-commerce di Indonesia (sudah loh ya) dan jelas akan membunuh prospek bisnis reseller/dropship cepat atau lambat. Jika Anda sedang menekuni bisnis reseller dropship, maka saya sarankan:
- Segera siapkan rencana untuk naik level menjadi tangan pertama/distributor/importir
- Alternatif lainnya adalah coba buat produk Anda sendiri (menjadi produsen)
- Segera bangun reputasi Anda di marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak
Mengapa?
Karena percaya tidak percaya nantinya masa depan toko online Indonesia akan sepenuhnya berada di marketplace. Inilah beberapa alasannya:
1. Marketplace adalah tempat terbaik untuk membandingkan dan menemukan harga termurah
Kita pasti sudah paham betul mindset konsumen Indonesia yang mayoritas adalah pelacur harga (price whore), sayapun juga seorang pelacur harga, toh jika ada harga yang lebih murah dan kualitasnya sama kenapa harus beli di tempat yang lebih mahal?
Saya juga tidak asal ngomong tanpa meneliti terlebih dahulu, saya sebelumnya adalah reseller/dropshipper aksesoris komputer dan gadget yang menjual lebih dari 2.000 produk. Saya juga pernah menjadi tangan pertama (importir) untuk sebuah produk brand China dan Korea.
Bukannya ingin berpihak kepada marketplace, tapi jujur sepanjang perjalanan saya mencari supplier, membanding-bandingkan harga, dan meneliti harga pasar, dari ribuan produk yang sudah saya jual, saya selalu menemukan harga termurah di Tokopedia dan Bukalapak dibandingkan e-commerce lainnya dalam kategori APAPUN. Satu-satunya harga yang masih kompetitif paling hanyalah produk yang dijual oleh brand resmi seperti handphone dan komputer (itupun karena ada MAP).
Mengapa bisa?
Karena sistem marketplace jauh lebih efisien dan transparan dibandingkan dengan sistem e-commerce lainnya. Marketplace mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung dan mengamankan transaksi dengan rekening bersama/escrow.
Bandingkan dengan website B2C dimana barang penjual biasanya dititipkan kepada pihak e-commerce (kecuali self management) dan dikenakan komisi sekian % dari transaksi. Sebagai penjual mau tidak mau kita akan menjual dengan harga lebih tinggi karena harus mengimbangi profit dengan potongan komisi yang ada, sedangkan kita tahu harga masih menjadi tolak ukur yang paling penting bagi konsumen.
2. Menjadi penjual/seller di marketplace tidak memiliki banyak syarat
Kita sebagai orang Indonesia sudah bosan dengan yang namanya birokrasi apalagi kalau berbelit-belit, di marketplace seperti Tokopedia/Bukalapak siapa saja bisa langsung berjualan tanpa harus direpoti urusan formalitas, sedangkan di website B2C kita harus melampirkan data-data seperti KTP, surat usaha, NPWP, dan birokrasi lain yang saya rasa 50% market di Indonesia masih belum dapat memenuhinya.
Artinya produk-produk KW/China yang murah-murah itu kemungkinan tidak akan masuk kedalam e-commerce B2C, sedangkan masih sangat banyak masyarakat Indonesia yang menggemari produk KW bukan karena kualitasnya bagus, tetapi karena cukup layak pakai dan harganya lebih terjangkau.
3. Harga final yang dibayar konsumen adalah yang paling penting
Saya sangat salut betapa gigihnya website-website B2C di Indonesia, tanpa henti-hentinya terus membodohi masyarakat dengan memberikan ongkir gratis, diskon/cashback, dan embel-embel promosi tidak penting lainnya namun ujung-ujungnya tetap saja konsumen malah membayar lebih mahal dari harga yang ada di marketplace (ya jelas karena harganya sudah di mark-up 2-3x lipat).
Seolah konsumen Indonesia itu masih bisa dibodohi dengan tipuan harga/diskon. Dulu supplier saya pernah menggunakan promosi situs daily deals sebut saja “Disdut” namun harganya di mark up malah menjadi lebih mahal. Jadi harga aslinya hanya Rp 80.000,- namun dijual di Disdut seharga Rp 100.000,-. Lucunya Disdut mempromosikan harga barang tersebut Rp 200.000,- lalu di diskon 50% menjadi Rp 100.000,- (ironis), jadi apakah ini termasuk pembodohan publik? Diskon kok jadi lebih mahal ya, luar biasa bukan.
Yang lebih menggelikan lagi adalah mereka membuat cerita-cerita penjual sukses (seller story) dan pengalaman/testimoni pembeli yang terkadang sangat tidak masuk akal. Anda pasti sudah sering melihat bukan tiba-tiba ada cerita anak SMA yang menghasilkan puluhan/ratusan juta dari bisnis online shopnya? Rekam jejaknya saja tidak jelas dan tokonya ga pernah kedengaran tau-tau omset langsung ratusan juta, yah itulah hebatnya pengusaha di negeri ini.
Walaupun hampir semua e-commerce B2C memberikan ongkir gratis jabodetabek (come on man, ongkir jabodetabek hanya Rp 9.000,- tidak ada artinya sama sekali dibanding harga yang sudah di mark-up), namun harga final termurah tetap saja ada di marketplace karena kita membeli langsung dari supplier tanpa biaya komisi pihak ketiga.
Karena itulah mayoritas harga termurah selalu kita temukan di Tokopedia/Bukalapak, tidak adanya komisi apapun terhadap penjual memungkinkan seller untuk memberikan harga terbaik kepada pembeli. Pada akhirnya apa yang paling penting adalah berapa harga final yang konsumen bayar untuk mendapatkan produk tersebut, mereka tidak peduli dengan cicilan, diskon, bunga 0%, cashback, voucher, dan tipuan angka bodoh lainnya.
4. Reseller/dropshipper hampir tidak memiliki peluang sama sekali di marketplace
Website seperti B2C itu sendiri hitungannya adalah reseller. Mereka tidak memiliki produk namun hanya menjualkan produk dari supplier, bisa Anda bayangkan kalau reseller kelas perusahaan saja harus struggle menghadapi dominasi marketplace, bagaimana dengan reseller/dropshipper perorangan yang bahkan tidak memegang kendali sama sekali terhadap produk yang mereka jual?
Supplier-supplier yang saya kenalpun mengatakan saat belanja online mereka akan langsung sortir berdasarkan harga termurah di Tokopedia/Bukalapak, alternatif lainnya adalah sortir berdasarkan penjualan.
Sebagai reseller tentu Anda harus menaikkan harga supaya mendapat profit bukan? Bagaimana Anda bisa menghadapi persaingan harga yang ada? Salah satu kuncinya ya hanya berharap dari sortir penjualan, namun bagaimana bisa mendapatkan penjualan kalau harga yang Anda tawarkan lebih mahal dan sebelumnya tidak memiliki penjualan sama sekali?
Maka dari itu saya selalu berkata Anda tidak akan pernah bisa sukses kalau hanya menjadi reseller/dropshipper, mau tidak mau Anda harus naik level dan betul-betul menyetok barang sebagai tangan pertama.
Persaingan di marketplace itu sangat ketat, belum lagi distributor/importir yang sudah besar masih melakukan dropship juga dari supplier-supllier lainnya. Jadi mereka akan menjual beberapa barang dari toko lain dan me mark-up harganya menjadi lebih mahal untuk mendapat profit. Mereka bisa menghasilkan penjualan dropship karena sudah memiliki reputasi dan rekam penjualan yang bagus.
Jadi apa yang harus dilakukan oleh reseller/dropshipper?
Jika Anda memiliki toko online yang berbasis reseller dropship maka saya sarankan segera bermain pintar dengan memadukan antara reseller tangan pertama dan dropship dari seller lainnya.
Jadi produk yang Anda stok bisa Anda jual di marketplace untuk mulai membangun reputasi kecil-kecilan, lebih bagus lagi kalau menjual produk yang dibeli secara kuantiti, misalnya Anda menjual permen Rp 200,-, jika ada yang membeli seharga Rp 200.000,- saja berarti Anda sudah mencetak penjualan sebanyak 1.000 produk di toko Anda (kebanyakan user hanya peduli pada angka ini tanpa mengecek lebih detail), sehingga di mata konsumen toko Anda sudah menghasilkan 1.000 penjualan produk (seolah reputasi Anda sudah cukup bagus).
Saya juga masih sering melihat penjual yang memanipulasi reputasinya di marketplace, jadi mereka membuat akun bodong (fake) sebagai pembeli lalu memasang produk murah di tokonya yang diorder secara massal, misalnya seperti kertas seharga Rp 100,- per lembar, mereka akan membuat transaksi palsu dengan membeli kertas tersebut sebesar Rp 300.000,- jadi kertas tersebut terhitung sudah terjual sebanyak 3.000 kali dan dengan begitu status tokonya “seolah-olah” sudah berhasil menjual 3.000 produk (padahal dia-dia juga yang beli).
Ya namanya manusia, selama ada celah dalam sistem, mereka pasti akan mencuranginya.
Apakah nantinya bisnis dropship bisa bertahan?
Sebagai pelaku dropship saya sendiri merasa usaha ini bukanlah model bisnis yang bagus karena tidak banyak value yang bisa ditawarkan oleh seorang dropshipper.
Ruang gerak dropshipperpun sangat dibatasi dan tidak fleksibel karena sepenuhnya bergantung pada supplier, sebagus apapun pelayanan yang Anda berikan kepada konsumen, semua akan hancur kalau pelayanan supplier Anda tidak berkualitas. Secara tidak langsung bisnis Anda sepenuhnya bergantung di tangan orang lain (supplier).
Anda yang sudah berkecimpung didunia dropship sebaiknya mulai melihat kenyataan dan perkembangan e-commerce dalam negeri ini, apakah menurut Anda masih prospektif membuat toko online yang berbasis reseller dropship?
Mungkin artikel-artikel lain yang Anda baca akan berkata membuat toko online dan menjadi reseller adalah peluang usaha yang bagus dan prospektif, namun saya kurang setuju dengan itu semua. Membuat toko online hanya bagus kalau Anda berniat menjadi tangan pertama atau produsen, jika Anda masih ingin struggle didunia reseller/dropship maka semoga beruntung.
Lagipula jika diperhatikan rata-rata mereka yang mengatakan toko online itu masih prospektif hanyalah orang-orang yang bahkan tidak memiliki online shop (sekedar nulis artikel untuk mendapat views) atau mereka hanyalah pebisnis yang menawarkan jasa pembuatan website toko online. Para pebisnis itu tidak peduli mau Anda hidup atau mati, mereka akan berbohong dan membujuk Anda untuk membeli dari mereka tanpa betul-betul mempedulikan fakta yang ada dilapangan.
Kesimpulannya adalah pintar-pintarlah melihat fakta yang sesungguhnya. Tentu tidak ada yang tahu apakah marketplace akan terus mendominasi e-commerce di Indonesia nantinya, namun menurut saya sampai saat ini marketplace masih menjadi tempat belanja online terbaik dibandingkan dengan e-commerce lainnya.
Bukan hal yang mustahil nantinya marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak akan menjadi seperti Alibaba di China. Jadi jauh lebih baik bangun reputasi toko online Anda disana dan mulai berinvestasi dari sekarang.
terimakasih bnyak artikelnya sangat bermanfaat..
seperti mematikan jual beli penjual menengah ke bawah 🙁
akan seperti apa perdagangan di indonesia nantinya kita lihat saja..
hal ini seperti dilarangnya alf*mart dan ind*mart di beberapa kota seperti banyuwangi dan beberapa kota lainnya karena mematikan toko/pasar tradisional.
Saya setuju dengan anda jika hal itu “Bisa” mematikan pasar traditional.
Tapi bisakah anda pahami, kelemahan dari alfaxxx, inxxx. Mereka menjual barang dengan harga yg relatif mahal dari harga pasar traditional.
Dan bisakah anda pahami keistimewaan dari alfa dan inxx tersebut, pelayanan yg bagus dan ramah.
Jika anda pehami kelebihan dan kelemahan dari alfa dan inxxx tersebut dan anda terapkan itu pada pasar traditional, anda bisa bayangkan hasilnya.
Woww bener banget
Artikel ini sangat membuka wawasan..saya juga srng belanja online & sekng usah drooship jg.. semuanya bener yg disampaikan.. tapi untuk ya g baru mulai spt saya sangat berat.. klo dipikir..untung 5000 aja berat.. malah kadang kecolongan rugi.. tapi untuk belajar jualan bisa jd pengalaman..nah selanjutnya tinggal mikir langkah selanjutnya bagaimana… tentunya permasalahan utama adalah modal..dan resiko.. brani stok barang..? Resiko jual nya..?
sejauh ini bisnis drophipper saya alhamdulillah masih berjalan
karena tidak semua konsumen tau dan fanatik utk berbelanja di tokopedia atau bukalapak
forum spt kaskus dan hasil pencarian google masih merupakan pangsa pasar yang besar utk digarap para dropshipper
kalau boleh tahu produk apa gan ? kesehatan, elektronik, atau pakaian
Iya memang, seperti saya pemain dropship yang melakukan target market melalui Facebook Ads, dan alhamdulillah lancar” saja, tpi mungkin jika saya melakukan di marketplace maka bisa jadi saya tidak akan ada penjualan.
sepertinya sulit untuk pemula dropshipper, bingung harus mulai dari mana ?
sudah ciut adanya market place seperti toped dan bukalapak, hhmm
musti cari niche yang unik
Mulai dari yang Agan sukai, pasti akan lebih menjiwai. Saya punya 3 toko di toped, dengan bidang yg beda, ada yg busana muslim, oleh oleh haji umrah dan perlengkapan sehari-hari. Nah kunci utama ialah MENCOBA DAN MENCOBA, ACTION DAN ACTION yaaaa:)
tes tes tes dan tes
baru tau hasilnya ya om
kurang setuju dengan poin no 1, dari fakta yang saya lihat di BL, pembeli bukan cuma melihat dari harga,
contohnya, saya jual sebuah tas dengan harga 150k, tapi ada satu lapak menjual produk sama, tapi dengan harga 180k, yang beli ke saya baru 2 orng, tapi ke lapak tersebut sudah ratusan, kenapa bisa?
setelah saya perhatikan, di marketplace itu tergantung strategi marketing dan pelayanan yang punya toko, dalam contoh saya di atas, lapak tersebut sering masuk promo di homepage, jadi views nya udah ribuan, dengan view sebanyak itu maka calon pembeli makin banyak, jadi intinya, tidak perlu perang harga
apalagi jaman sekarang, orang yang sibuk bakal tidak ada waktu buat browsing” di marketplace untuk sekedar membandingkan harga satu produk, apalagi jika mereka membeli beberapa barang
Jika saya sebagai buyer pun saya bukan hanya tergiur dengan harga, tapi saya juga akan melihat feedback orang yang sudah membeli produk tersebut, walaupun harga agak sedikit mahal dari toko online lainnya
yang saya sangat setuju, jangan stuck jadi reseller / dropshipper, kalau bisa bikin produk sendiri, jadilah seller tangan pertama
Memang walau harga sering jadi perbandingan ada 1 lagi yg juga jadi pertimbangan yaitu penjualannya (diskusi + review/feedback).
Seller juga harus pintar2 desain etalase yg rapi, pasang harga dan deskripsi produk sedetail & semenarik mungkin…
saya mau berjualan online (bukan jual dropship), tapi cari distributor yg murah dengan minimum quantity yg sedikit (partai kecil) susah bgt kadang harga dari distributor di banding harga grosir dari seller tokopedia lebih murah harga grosir seller toped dengan minimum quantity 6-12 pcs, kalo mau dpt harga murah bgt dr distributor quantity nya harus super banyak (partai besar) yg modalnya hrs gede bgt, gmn ya cara dapetin distributor yg harganya di bawah seller toped tp quantity tdk partai besar? soalnya mau berjualan di market place seperti tokopedia
boleh share pengalaman nya yg punya distributor
Sya dropshiper produk blum ada yg laku sm skli.
Ptus asa iya. Wktu trbuang sia psti. Bhkan krjaan sya yg jd ujung tombak ekonomi kluarga sya pun trblengkai dn hmpir bgkrut gra2 wktu hbis trbuang krn trgiur n ikut cba2 jd dropshiper.
Tp sya yakin smua akan indah pda wktunya.
Smua btuh proses. Ga ada yg instan di dunia ni.
(Indomie aja yg ktanya mie instan hrus dmasak dlu kok)
Ttep trus sllu brjuang. Rejeki udh diatur. Dan hasil ga ada yg prnah mnghianati sbuah usaha.
Kunci nya. Sllu smangat. Jgan mudah ptus asa. Brdoa dan pasrah. Sllu belajar dan cri pluang.
Kl msih gagal ya coba lg. Gagal lg ya coba lg. Smpai kpan?? Ya smpai berhasil dn sukses..
Optimis aja lah….
saya sangat setuju dengan anda,. saya pun termasuk memasang harga yag sangat tinggi untuk beberapa produk. contohnya produk ear phone yang saya jual Rp.147.000, padahal toko lain banyak yang jual Rp.67.000, 68.000, 70.000, tapi tetap produk saya yang paling laku. karena saya pun menerapkan banyak strategi, yaitu denga keyword yang berbeda, copywriting, gambar dll akhirnya mengapa pesanan di saya lebih banyak meski mahal. hal kedua yang saya setuju dengan anda tidak semua orang akan membandingkan satu demi satu, mereka kadang hanya melihat reputasi yang baik. penulis artikel mungkin berpikir semua pembeli kaya dia,hahaha. kalau kita pedagang pasti akan mencari barang yang termurah untuk dijual lagi, tapi kalau pembeli mah ga akan punya banyak waktu ubeg-ubeg market place, dan banyak yang belum ngerti kalau fitur market place ada yang harga termurah sampai tertingi. jadi menurut saya dropship masih tetap bisa jalan dengan strategi yang baik dan benar.
betull
Agree, terus action. Mantap tipsnya gan
gw pemula di toped. sempat down baca artikel ini. tp melihat beberapa tanggapan berbeda dari beberapa senior di toped dan bukalapak. memberi inspirasi buat saya.
sama. sempet down. tapi semangat lagi. 😀
wah, anda ada benar ya juga… pembeli pun jga banyak macam nya.. ada yg pelit duit nya jg ada yang royal duit nya, pinter2 kita jg buat membidik pembeli yang royal duit nya.. dalam arti pembeli ga mau ribet membandingin harga dan lebih mengutamakan pelayanan.. dan sy pikir jumlah pembeli macam begini ga sedikit toh..
Saya malah Tak Mengalami Yang Anda Rasakan, Pembeli Selalu Menyukai Produk Yang Murah, Apalagi Kualitas Yang lebih murah itu sama dengan Kualitas yang harganya lebih Mahal itu.
Pembeli Indonesia Itu Suka Membedakan, Kalau Saja PEMBELI mencoba Membeli Harga yang Murah dan Harga Yang mahal, dan ternyata Kualitas Barangnya Sama, Maka 100% Pembeli akan Lebih Lihai Membedakan Toko A ke Toko B.
kadang kita juga sebagai penjual capek membandingkan harga di tokopedia-bukalapk-lazada-shopee-blibli-alfacart dll
jangan pesimis ya om
tpi memang harus stok sendiri kalo mau naik level
Setuju
Pengalaman tiap penjual berbeda. Rejeki ada yg ngatur. Pengalaman saya bertolak belakang dengan Anda. Dulu saya stock barang sendiri. resikonya barang gak laku. Sekarang saya beralih ke reseller/dropship. Tanpa resiko hasil lbh banyak.
FAKTNYA : saya jual sangat murah di bukalapak dan tokopedia, tp kenapa lebih laku di marketplace yg minta komisi?? Padahal selisih harga 50% lebih.
Semua gak ada yg pasti, jangan memberi keputusan padahal blm terjadi. Jadi reseller juga ada trik2 nya.
Setuju.. Heheh baru mau masuk sya kurang setuju sma admin blog ini.. Artikelnya setajam silet hihi bikin takut dluan para pemula.. Mbok ya di dukung gt lo.. Biar negara kita bnyk pebisnis nya heheh
Ya monggo dicoba aja mas, ini cuma opini kok belum tentu mutlak benar.
Cuma berbagi pengalaman aja, menurut saya reseller-dropship bukan bisnis jangka panjang yg baik, tapi ok bgt u/ belajar bisnis & toko online tanpa modal banyak…
hukum alam terus berjalan ya, pasti masih ada dropshipper yang terus eksis, asalkan terus update ilmu dan strategi. yg hilang juga bakalan banyak. thanks gan
selepas itu marketplace b2c toko online atau sosmed.. semua itu tergantung cara bermarketing anda.. bicara tentang maju mundur, untung rugi.. sy sarankan insting berbisnis harus tajam ☺
Cara Menjadi Reseller Bukalapak gimana kak
Saya lumayan setuju, sepertinya ada benarnya juga.
Saya sudah bisnis sebagai dropshipper sejak sekitar akhir 2012. Namun baru belakangan ini saya rada galau dengan nasib dropshipper ke depannya..
Menurut saya sih setidaknya untuk waktu dekat ini, prospeknya masih bagus. Ada beberapa alasannya, seperti yang sudah disebutkan oleh teman-teman di komentar.
Namun sekiranya kita berpikir politis (jangka panjang), sulit rasanya mengatakan hingga beberapa tahun ke depan prospek dropshipper ini masih bagus…. CMIIW….
Berarti sepertinya betul kata Penulis… Sebaiknya saya jangan hanya stay menjadi Dropshipper saja, perlu lebih maju lagi, misalnya jadi tangan pertama.. ntah produsen, distributor, atau importir…
setuju banget sama Pak Dani Siregar (dan juga penulis) 🙂
Bila mencuplik paragraf terahkir Pak Dani Siregar , sepertinya menjadi produsen adalah menjadi pilihan terbaik. Karena bila menjadi distributor atau importir beberapa hal yang perlu diperhatikan..
Hal yang perlu diperhatikan itu misalnya seperti apakah kita sebagai sole distributor / sole importir /agen tunggal dari produk tersebut atau bukan ??
Bahasa kasar-nya : Bila kita mau impor AC Panasonic , sepertinya “SUDAH” tidak mungkin. Karena pihak Jepang sudah memberi lisensi kepada
perusahaan X di Indonesia.. Ujung2 nya kita jadi reseller/dropshiper AC Panasonic dari perusahaan X tersebut. Jadi kita harus mencari produk impor yang belum ada perusahaan X di Indonesia sebagai pemegang lisensi suatu produk yang ingin kita impor / jual.
Jadi, pilihan menjadi produsen adalah langkah yang tepat.. – Mohon koreksi bila pendapat saya salah 🙂
WOW….
Setelah membaca artikel di atas dan membaca kolom komentar saya akhirnya tau apa yang terjadi di dunia perdagangn indonesia.
.
Saya melihat artikel yang di tulis di atas banyak emosi dan pengalaman yang di curahkan hingga fakta yang sebenarnya dropshiper/reseller itu maseh layak di pertahankan tergantung trick dan apa yang di perjualkan belikan hingga setelah membaca ini akhirnya banyak pemula ataupun yang sedang patah semangat jadi ikut memambantu besarnya kemungkinan dropshiper/reseller mati. Hahaha
,saya sarankan untuk lebih cermat lagi mengamati dan menceritakan apa yang terjadi karna salah penyampaian akan salah juga yang menerima,
Haha cobaa untuk memberikan pilihan dalam cerita tersebut atau seperti “ini hanya berdasarkan pengalaman saya, mungkin anda bisa lebih baik dari pada saya saat menjalaninya”.
Saya juga melakukan hal tersebut setelah berkomentar,
Maaf kalo salah dan banyak kata yang tidak baik dan sok pinter,
Ini juga hanya pengalaman saya sebagai pengamat. Terimakasih
Saya menjalani bisnis dropship sudah hampir 2 tahun. Tapi apa yang disampaikan penulis juga baik untuk “pengingat” kita para pelaku. Hehehe…
Wow analisanya tajam kali mas macam detektif aja.
Bisa jadi kau salah satu antek (e-commerce B2C) yg ditugaskan memboyong para e-commerce marketplace (nah loh?).
Maklum realitanya banyak e-commerce B2C yg udah tutup karena ga kuat bersaing disini dan saya sendiri dulu seorang full-time reseller/dropshipper yg terkena imbas dari keberadaan marketplace ini.
Harusnya Tokopedia/Bukalapak hire saya jadi staff PR (public relation) mereka nih, karena saya udah sering promosiin dan bikin image mereka bagus secara cuma2 🙂
haha 🙂 Palingan si Kund ini karyawan Matahar*Ma** dot kom atau eleveni* yang abis dipecat / di PHK karena bangkrut kalah saing sama Tokopedia / Bukalapak 🙂
hahaha.. sabar ya gan 😀
haha 🙂 Palingan si Kund ini karyawan Matahar*Ma** dot kom atau eleveni*
yang abis dipecat / di PHK karena bangkrut kalah saing sama
Tokopedia / Bukalapak 🙂
Bagus sekali analisa pasarnya gan…
sangat nermamfaat
resseler dropship masih akan hidup pak.. karena scrape toko online sekarang sudah bnyk beredar 🙂
Omzet saya malah lebih gede di dropship daripada stock produk sendiri. Kalau dropship bisa punya banyak produk jadi peluang kejualnya lebih banyak. Jadi jangan takut memulai jualan online dengan dropship, bisa di jadikan sarana belajar jualan online
bener bro setuju
Artikel anda sunggung menarik sekali, ini benar2 fakta yang terjadi sekarang, dan saya pribadi pun juga menyadarinya
Penulisnya,.. cuma curhat doank,.. karena gagal jadi pengusahaan, dropship,…
ibarat kita yang tidak pandai menari,.. di bilang lantai nya yg tidak rata,.. : wkkwkkk,..!!
sudah 15 tahun terakhir negara kita sangat aktif menjadi pedagang semua bukan menjadi produsen/pabrikan, bagi yg bermodal gede tinggal pesan merek sendiri dg kuantiti yg besar ke china (main container) apapun produknya, ini sangat tidak sehat utk kemajuan ekonomi indonesia sendiri sementara pemerintah kita sibuk berpolitik yg gk jelas sementara china, korsel dll uda trus melaju kencang dg ekonomi, teknologi, penemuan produk2 baru walaupun byk meniru negara US tapi stidak nya harga murah2 bahkan amerika pun byk impor dr sana sekali lg krn harga murah, saya perna mengirim email ke web deperindag ttg masalah ini tp tidak dibalas, kita bs liat sendiri aliexpress bs mengirim brg satuan dgn free ongkir ke negara2 premium sperti US, UK, eropa, australia dan canada. pemerintah china sangat mendukung ukm maupun manufaktur bsar dari fasilitas pajak rendah, ongkir yg sangat murah dll. kalo pemerintah tdk serius mendukung industri kcil dlm negeri kita liat saja nanti efek negatifnya dlm jangka panjang.
Admin pengen bilang agar kita naik kelas, saya rasa tepat banget, kita harus mulai belajar buat produk sendiri dan disesuaikan dengan pengalaman dropship kita, contoh jas hujan, saya dropship tuh, tapi saya pikir kalau bikin merk sendiri seru juga karena pernah saya mau beli banyak ke supplier dia bilang habis diborong …….ckckckckckck:)
saya setuju banget dengan komentar Riyan Febri dan Sepsa Icha.
Kita jangan terjebak dengan “jurang informasi”.. sebagai penjual, kita tahu banyak hal tentang produk2 berharga paling murah dan kualitas yg bagus seperti apa.. (untuk dijual kembali)
tapi bagi pembeli.. tidak semua orang tahu untuk memilih barang berharga murah dan kualitas bagus seperti apa…
Dan ada banyak faktor lain, seperti strategi marketing, yg membuat sebagai penjual kita tidak harus banting harga thdp penjual lain (yg belum tentu semua pembeli tau penjual lain itu)
Bahkan, aqua yg sudah dikenal 3500/botol sedang, masih ada orang yg mau membeli aqua kecil di hokben yg bernilai dua kali lipatnya (berkat strategi marketing) *itu untuk produk yg harganya sudah diketahui, masih banyak produk yg blank (belum diketahui harganya) yg masih berpeluang di pasaran.
Ada harga = ada kualitas
Saya rasa, sebagai pembeli, apabila memang harga tersebut sesuai dengan kualitas produk dan sellernya, saya berani untuk membayar tidak murah2 bgt (yg penting pas lah)
Yang saya setuju dari penulis blog ini, (khusus untuk dropshipper yg sudah sukses), jangan terlena dan berusahalah untuk “naik kelas” menjadi supplier / produsen / punya brand sendiri (karena peluangnya akan lebih besar)
Hanya saja saya kurang suka dengan gaya penulisan penulis..
Positivenya, dengan judul dan isi artikel yang pro kontra (memancing emosi) ini bisa memancing viewers hingga akhirnya masuk halaman teratas google :v *jd eksis nih..
Negativenya, kasihan mereka yg masih polos, pengen belajar bisnis, dan lagi nyari2 info soal dropship di google *begitu liat artikel ini, bisa bisa ciut nyalinya alias gajadi bisnis. :’v
Bagi saya, dropshipper adalah langkah awal yang tepat untuk mereka yang sedang belajar memulai bisnis. (biar dapet pola sukses dan tau strategi marketingnya dulu)
Jadi, siapapun yg baca artikel ini… jangan takut mulai bisnis ya… gapapa mulai dropship dulu (kalo gak punya modal gede).. belajar dulu… insya Allah nanti kalo udah besar bisa jd supplier / buat brand sendiri *aamiin
banyak pengusaha sukses indonesia = indonesia semakin maju
Semangat wirausahawan Indonesia (^^)/
saya sebagai buyer, kadang kala memilih belanja di dropshipper karena ada kalanya harga lebih murah kalau sedang ada event free ongkir.. contoh : harga keyboard di JAKMALL 120.000 dgn ongkir 30.000 jadi total harga 150.000. tapi saya belinya di dropshiper JAKMALL yang jualan di shopee/tokopedia/bukalapak saat ada event free ongkir dengan harga dropship 125.000 + free ongkir.. harga totalnya 125.000. jadi lebih murah dropshipnya kan? tapi sekarang saya justru hobi belanja langsung dari seller di china lewat shopee krn harganya 10% s/d 50% lebih murah dari harga di pasar lokal. hahahaha.. saran saya kalau ingin tetap langgeng dropshipnya.. maka jadilah dropshiper SELLER CHINA.
marketplace punya segudang modal dan segala cara untuk membunuh pelan2 para dropship/reseller Mari katakan #kitatidaktakut 😀
B2C itu seperti ZL, Sport S kah ? kalau betul seperti web itu untuk masalah dgn embel2 ongkir gratis, promo dll, kayaknya itu bukan membodohi , krna mereka menjual produk original dan harganya memang segitu, saya pernah lihat di salah satu web vendor produk olahraga indonesia yg terkenal di web mereka menulis ZL , Sport dll sbg partner mereka , malah kalau di marketplace cari produk original seperti nike, adidas dll itu bikin ragu atau takut palsu
saya juga sudah cukup lama merasakan kekhawatiran yang sama dengan Penulis..
Pengen belanja langsung dg yg cina lbih murah gak tau dimana tempatnya?ya jadi dropship deh…ada info tempat kulakan cina langsung?
Hati2 marketplace lebih mudah di audit pajak karena memakai rekening bersama, dan karena marketplace memiliki barang ready sesuai ketentuan dan persyaratanya di webnya, maka pemilik barang kena 10% dan pemilik marketplace kena 1%, tetapi karena sudah terlanjur terjadi transaksi dan tidak bayar pajak maka yg terkena pajak 10% dan 1% pemilik marketplace karena tidak melaporkan. berbeda dengan Dropship, hanya terkena 1% karena hanya jasa menjual saja. jadi yg punya marketplace siap-siap di audit. bagi orang2 yang menjual barang barang di marketplace jangan bangga dulu karena link rekeningya ada di marketplace, apalagi sekarang 2017 indonesia sedang mengalami daya beli menurun terhadap toko2 fisik.
ya ini bener sekali 100% bener, dijamin kedepannya buat reseller/dropshipper akan mengalami kesulitan (menurunnya jumlah pesanan mereka). saya uda mengalami. dimulai dari saya menjadi reseller toko offline di sebuat pusat perbelanjaan di bandung. zaman pertama kali munculnya blackberry di indonesia (dimana blm ada foto foto cantik utk produk, disaat blm tersebarnya tokopedia dan shopee. disaat masih adanya tokobagus.com. pengalaman saya. jualan sangat enak karna konsumen saya sulit mendapatkan suplyer tangan pertama yg berjualan online (karna mereka sendiri uda sibuk di toko offline mereka melayani reseller reseller termasuk saya). dalam waktu singkat 6 bulan kemudian saya berani ngelamar anak orang hanya dengan menjadi reseller guys (tdk ada pekerjaan lain, hanya fokus reseller dari toko offline). duit saya tabung selama 1tahun akhirnya saya bangun toko offline tetapi beli barang grosir dari suplyer saya. toko offline malah ga sebagus online utk hasilnya pdhl nih toko di pinggir jalan banget dan sangat ramai (kawasan macet pula). akhirnya saya tambah bisnis reparasi HP utk menambah penghasilan. namun tidak sesuai yg diharapkan. akhirnya saya hitung bangkrut aja. modal yg saya tabung selama 1 tahun menjadi reseller toko offline tersebut ludes sampai istri saya nangis. akhir nya dengan berbekal duit sisa 5.5jt ditahun 2015 saya berangkat ke kota lain dengan tujuan menjadi suplyer pertama dan berjualan online. alhasil bagus banget. saya mudah mendapatkan reseller reseller, saya masih blm buka toko di tokopedia. selang 8bulan, akhirnya saya membuka toko di tokopedia, ternyata ada pesaing pesaing saya yg menjual produk yg sama harga nya harga gila. tokopedia saat itu uda beriklan di tv..saya sebagai suplyer pertama aja stress dibuat oleh pesaing pesaing seperti ini,,akhirnya makin banyak muncul. buat saya tambah stress, akhirnya saya beradu harga juga. bbm,facebook,dll ga ada artinya lagi. semua uda ke tokopedia transaksi harian bisa ratusan. nah dari situ pesaing makin byk (artinya yg menjadi suplyer tangan pertama makin banyak) trus tokopedia sama shopee makin dikenal org (iklannya dmn dmn yg memudahkan konsumen langsung bs beli langsung ke suplyer tanga pertama tanpa melalui reseller. selang 1 tahun berjalan (di awal tahun 2017 saya buka grosir yg menyediakan utk suplyer suplyer sehingga saya tau pesaing pesaing saya sebagai suplyer tangan pertama itu. dan sering terjadi reseller naik level, mereka berani mengambil keputusan menjadi suplyer tangan pertama utk tetap bs bertahan dan bersaing di dunia online yg sangat kejam di indonesia ini. inti dari curhatan saya ini, jika anda menjadi reseller saat ini segera tabung uang anda dan segerakan menjadi suplyer tangan pertama. karna yg saya lihat suplyer suplyer tangan pertama akan saling berantem harga dengan pesaing pesaing nya di tokopedia maupun shopee jd jika kalian reseller segeralah naik level. tapi hanya sampai suplyer aja ya,,dan bersaing juga dengan toko saya di tokopedia dan shopee dengan persaingan supyer. tp jangan naik level lagi jd grosir ya ntr saingan sama saya juga di dunia grosir ^_^ yg ini harus pengalaman kalau ga duit bs melayang gede hehe. dah gitu aja deh daripada panjang lebar. saya sangat bermimpi sekali dan mempunyai angan angan marketplace di indonesia hilang semua. tokpedia,bukalapak,shopee bangkrut semua. perusahaannya dibakar atau apapun lah, karna uda dijamin jelek utk penjual yaitu marketplace begini bikin harga produk jd hancur berkeping keping. enak bagi pembeli karna mereka duit nya aman. wtf!!!!!!!
Sama saja gak percaya tuhan
gan , saya sangat bersimpati dengan pengalamannya. Mungkin pandangan saya sebagai pemula ingin mencari mindset yang saya butuhkan untuk bertahan di bidang ini nantinya. Terimakasih atas pengalamannya, yang akan saya lakukan nanti mungkin dengan fokus ke pasar. bukan fokus ke produk. Saya akan berusaha fleksibel menyesuaikan pasar online yang sangat sangat fluktuatif… terimakasih
saya masih mendominasikan marketplace terbaik untuk bidang usaha dropshipper …semua tergantung target pasar,,,strategi penjualan dan pakai jurus jurus jitu,,,terutama keyword ,deskripsi produk,,,serta yg utama adalah respon pelayanan..
alhamdullilah saya dropshipper hanya bermodalkan hp,laptop dan internet rumahan…semakin tahun semakin meningkat penjualannya,,,awal buka paling sebulan untung 2juta dan tiap bulannya semakin naik penjualan,,,hingga kini perbulan bisa dapat 40 juta lebih boleh dibilang hanya modal dengkul..tp otak yg jalan….
semua itu tergantung strategi kita…
intinya sih ditekuni dan jangan menyerah…
gak ada usaha yg sia sia…selama kita berusa insya allah hasilnya gk akan hianati kita…
jualnya di marketplace juga atau lempar ke sosmed gan? thank you
Saya tidak perduli tentang indonesian. Saya pelaku drop shipping internasional. Barang dari supplyer saya dari china. Memang masa depan ditangan supplyer tapi target pasar saya bukan indo lagi. Supplyer saya juga bagus pelayanan. So buat kawan kawan jgn kebanyakan mikir ini itu. Selfpreneur atau entrepreneur kalo kebanyakan mikir malah gak jalan. So keep going. Kalo gagal bangkit lagi. Semabfat
mantab Gan
Mba @asmarasukmariemond:disqus saya mau tanya, kalo dropshipping internasional itu terkendala Bea Cukai di negara tujuan ga? Misal yang dropship dari China yang beli di Amerika/ Brazil/ Malaysia/ dsb atau dropship dari China yang beli di Indonesia. Saya pernah coba beli online dari Hongkong dan China kirim ke Indonesia, barangnya nyangkut di kurir/ pos, jadinya saya sebagai pembeli harus ke kantor BC dulu bayar pajak dulu baru barang bisa diambil. Apakah nanti calon customer dropship itu akan mengalami hal yang serupa seperti itu?
Sependapat sih, sebagus apapun pelayanan kita akan dengan mudah dihancurkan oleh supplier itu sendiri, dari update stock barang yang ga jelas padahal barangnya bagus banget, keterlambatan pengiriman, keribetan retur barang, dll. Saya sering gagal jual karena alasan2 tersebut.
jangan coba-coba kalau belum bisa dan masih pemula meskipun sdh tau bisnis dropship itu menjanjikan tapi saya blm berani mencoba mengingat persaingan kompetitor dan tool2 canggih para expert2 bisnis online
saya ikut menymak saja lah dlu
Kurang setuju sama artikelnya.. justru saya sudah meninggalkan market place, saya gunakan marketplace hanya untuk researh produk dan harga saja.
market place spt tokped bukalapak bnyak penjual yg amatiran dan juga menjual harga super tinggi dr pada beli langsung contoh mainan kayu harga offline 200rban dijual di marketplace 400rb.. sedangkan saya cari di eccommerce b2c malah lebih murah.. dropship akan tetap sukses kalau pelaku dropship membuat branding yg baik, foto produk yg mantap, bangun trust yg baik, promosi lebih baik dan harga bersaing.
Lebih baik mencoba daripada diam,
bila belum dapat yang penting usaha
saya juga dropshipper dan usaha cetakan baru 1 bulan, tp lumayan sudah ada progressnya.,
emang lebih baik punya barang sendiri karena akan lebih enak menentukan harga, untuk mengimbangi persaingan harga dari seller-seller lainya
tetap optimis
positive thinking + positive action = Posititive Results
Artikel yg sangat menarik. Tapi sekedar info saja….
Awal tahun 2017 saya memulai dropship lokal, alhamdulillah saya bisa menghasilkan minimal ya, minimal 7 juta 1 bulan. Saya tidak pernah mendengar dari distributor merasa dirugikan.. Malah menambah omset mereka dan menambah produksi mereka, jika menambah produksi mereka maka mengurangi angka pengangguran. Jelas…
Apakah anda tau kalau beberapa e-commerce terbesar di indonesia, juga menjual barang dropship, saya tidak cerita pelapak atau penjual, tapi pemilik atau management di e-commerce nya lah yg menjual.
Apakah anda tau jika 1 barang yang dijual oleh dropship maka ada 1 angka kemiskinan berkurang, disebabkan poin yang saya jelaskan diatas.
Di luar negeri, khusus nya negara india, kebeneran saya punya adik angkat disana dan saya berkunjung ke india. Hampir rata2 penjual disana menjual barang yang ada di cina dengan target pangsa pasar eropa dengan metode dropship. Saya kenal 1 perusahaan dropship disana, beliau mengatakan jika kita bisa membuka peluang bisnis maka kita menyelamatkan angka pengangguran.
Apakah anda tau, toko toko besar atau distributor besar contoh nya bolam (lampu) banyak menggunakan sistem dropship untuk menjual produk nya ke konsumen2 yang lain.
Di indonesia, saya gk menyebutkan nama perusahaannya apa. Tapi perusahaan tersebut membuat sistem dropship, dan mereka memberikan gratis pinjaman 20 jutaan kepada dropshiper yang aktiv berjualan di perusahaan tersebut dalam kurun waktu 6 bulan.
Pernahkah anda membeli prabot atau elektronik di toko, lalu anda mencari produk yang tidak ada di toko tersebut, pada saat itu sales atau pemilik toko memberikan anda katalog, dan ketika anda setuju dengan katalog tersebut, pihak toko akan mengatakan”Nanti akan kami kirim ke alamat ana, saat ini barang ada digudang”
Apakah anda tidak paham, kalau sebenernya produk tersebut bukan ada di gudang melainkan ada di distributor, ketika anda setuju dan membayar, pihak toko akan menghubungi distributor untuk mengirimkan pesanan anda ke alamat anda atas nama”TOKO TERSEBUT”, apakah itu bukan dropship? Sejak kapan sistem seperti itu ada ? Seingat saya, waktu saya SD juga sudah ada dropship, sudah 30 tahun yg lali, why not death ? Kenapa tidak mati, itu sistem brother, sistem perdagamgan tidak akan mati jika selama masih ada perdagangan.
Saya kaget baca judulnya kalau dropship akan mati, padahal dropship ada sejak jaman dulu perdangan cina. Itu yang membuat negara cina menjadi raksasa bisnis karena sistem penjualan mereka.
So… Please smart, expand your vision and increase it in action
Smart point of view…
Saya paham bahwa penulis tidak ada maksud tertentu di balik penulisan artikel ini. Bisa jadi dan saya yakin bahwa justru penulis punya maksud positif ingin memperingatkan pelaku bisnis online berdasarkan pengalaman yg sudah dilaluinya. Tetapi yang saya kurang setuju penggunaan kata “segera” dan “mati”. Karena apa , karena justru sekarang bisnis online / e commerce ini berkembang begitu pesat di Indonesia, otomatis ada begitu banyak pemula yang ingin belajar bagaimana sih caranya bisnis online itu. Khawatirnya tanpa pemahaman yg kompleks begitu melihat artikel ini yg sebelumnya tertarik terjun bisnis online akan mundur dan bisa down. itu saja. dan kedua penulis seharusnya didukung fakta, karena artikel ini hanyalah artikel ringan dan pendapat pribadi. Mana data penurunan jumlah perdagangan dropship dibanding marketplace. dan data2 lain.
saya setuju dengan admin mengatakan bahwa kita harus mengupgrade dari dropshipper menjadi supplier tangan pertama, sangat bagus karena kita bisa mengontrol produk sendiri dan harga bisa patok lebih murah, akan tetapi bisnis dropshipping menurut saya masih bagus prospeknya, karena masih banyak orang yang membeli produk kita di platform lain selain marketplace seperti di media sosial, facebook dan instagram dengan sistem kepercayaan dan tentunya strategi pemasaran paling penting dalam berjualan, kebanyakan pembeli membeli produk karena first impression melainkan harga dalam artian pembeli membeli produk yang pertama kali mereka lihat.
Waduh, baru tiga hari coba dropship, jadi ngeper deh….. eh untung baca koment…
dropship bagus untuk awal2, tapi pengalaman saya malah terbalik. saya diawali dengan stok barang sendiri, tapi syukurnya laku. tapi makin kesini karena single fighter, ya cape sendiri ngurus orderan sehari masuk 20 orderan.
Mau rekrut karyawan profit masih blm cukup. akhirnya masuk ke fase dropship, dan kenceng juga penjualan, dan yang stok sendiri makin berkurang meskipun masih ada sisa-sisa stok.
Sudah mulai berjalan 2 tahun, akhirnya memberanikan diri untuk bikin website sendiri dan branding sendiri, dengan database customer yang sudah ada. saya beberapa hari lalu mendatangi acara tentang bagaimana mendapat modal dari investor, ternyata banyak sekali ilmu yang didapat.
Investor jaman digital ini udah banyak, dan gak usah cape2 cari investor. Malah mereka nyari yang betul2 pengusaha dengan ide gila (out of the box). Kalau mereka diibaratkan seekor buaya, maka mulutnya terus menganga mencari mangsa (ini fakta dilapangan).
Akhirnya saya pun mulai minggu depan akan berjalan sendiri dengan bangun team yang apa adanya. Dengan ide2 gila dan kreatif. intinya jangan takut. saya juga awal2nya takut. tapi makin kesini ya pede aja. 😀
Thank you artikelnya. kadang pro dan kadang kontra.
boleh tau produknya apa ya? #pemulamaubelajarddropship
tq
Diskusinya sangat menarik, namun semuanya merupakan peluang. Jadi tetap semangat untuk selalu berinovasi.
Para senior,
Saya pemula untuk mau mulai ikut di dropshiper reseller.
Boleh bagi info dong dropshiper dan reseller rekomendasi nya.
Terima kasIh
Kayaknya seolah-olah kau adalah tuhan yang mengetahui masa depan. Gue yakin aja akan kekuatan sang pencipta. Setiap mahkluk pasti diberikan dan ada jatah rezekinya.
macul bae wes wkwkwkwkwkw syukuri apa yang ada…………..
Dropshiper boro2 mati bos, malah makin menjadi-jadi. Saya yg baru2 ini mau coba jualan online dgn menyetok barang jd ragu2. Skrg ini para dropshiper pd pake software licik bos, fitur softwarenya bisa bikin puluhan bahkan ratusan toko. 1 org bisa buat puluhan, ratusan bahkan ribuan akun/toko di toped, BL, ataupun shopee. Dan 1 toko bisa pny ribuan produk. Mereka pd pake software “Dropship Engine” atau software2 sejenisnya. Bisa dibayangin, 1 org pny ratusan akun/toko di marketplace dgn 1 tokonya mempunyai ribuan produk (misal 1 org pny 100 akun/toko, 1 toko pny 1000 produk, 100 toko berarti 100.000 produk). Jd ngeri kita yg pny stok barang dgn mempunyai 1 toko, bisa2 di pencarian marketplace nya kalah terus sama dropshiper yg pake software, krn kesempatan mereka lbh besar muncul di pencarian (krn pny puluhan sampai ratusan toko). Bnr2 kacau nih yg bikin software
Mereka pake tool/software grab/scraper toped, BL, shopee. Cari aja di google “scraper marletplace” atau “software dropship”
Ini salah satu keluhan seller manual yg pny 1 toko, dia jenglel sama dropshiper yg memakai tool scraper/bot
https://komunitas.bukalapak.com/news/83434-fenomena-scraper-toko-online-ibarat-pisau-bermata-dua
Artikel yang sangat bermanfaat gan… Top dah ..
tapi melalui artikel ini, anda bukan mau mempengaruhi Dropshipper dan Reseller sehingga pesaing Anda berkurang kan ??
Susah ngarep dropshsip
Contoh kita dropship dari seller A di tokopedia
Seller A juga buka lapak di bukalapak, lazada dan lainnya, udah gitu harga jual seller A ke konsumen sama dengan harga yg diberikan untuk dropship.
Sama juga kita selaku dropship di goblokin seller A.
Akan menarik jika membahas mengenai ‘Peluang Bisnis Dropshipping di Luar Negeri’.
Modal nya besar om untuk hosting dan marketing. Blm juga kita ngga tau proses bisnis di negara mereka seperti apa, di negara sendiri yg dropship yang kita paham ambil barang dan jual ke siapa aja susah apalagi di luar negeri. Banyak informasi gap yang beredar di luar sana. Btw, banyak mastah yang menghisap darah nubie hati”.
saya kaget baca postingan ini, kokbisa??? setelh baca artikel n komentar2nya sy baru sadar klo yg di bahas dropshiper yg itu tohh…!!! mnurut saya anda cuma kurang piknik aja.
Dropship itu ada tingkatan dan levelnya…. Klo tipe dropshiper yg numpng lapak ti toped dkk trus ngambil barang di toped jg yaa pantas kau keok. ada tipe dropshiper yg suplyer nya sm dngn suplyernya si toped, itu beda lg. ada jg dropshiper yg suplyer nya di luar toped dkk dan pasarnya skala global itu lain lg. jadi jngan di jeneralisir donk. jangn pikir klo smua dropshipper itu levelnya sm kaya anda. saya jg baru tau kalo nyetok barang itu bisa d bilang dropshiper.
Menurut saya sistem dropship itu baik2 saja. kondisi dan opini anad akan berubah kalau anda mau naik level/ klass.
Insight-nya bagus bung. Memberikan sudut pandang yg berbeda. Haturnuhun
Saya sangat sangat setuju. Terima sudah membuat pikiran saya terbuka tentang bisnis dropship. Karna memang pada dasar nya jika kita ingin memulai bisnis dropship di marketplace. Maka halnya pertama adalah reputasi toko ini sangat penting/wajib. Jika ingin toko kita berumur panjang.
Terima kasih karna artikel ini sangat bermanfaat
artikel ini bener2 bermanfaat banget, penulis tau jelas psikologi di dunia online market,
artikelnya bagus dan masuk akal…cuma untuk belajar dropship sih masih fine.. menurut saya dropshipmasih oke, cuma itu tadi..kita harus upgrade diri kita untuk naik level jadi produsen
enggak, kata siapa? kalo murah-murah an mah, di shopee juga jauh lebih murah dari toped dan BL. enggak percaya? bandingkan aja sekarang!
emang iya, gratis ongkir dan gak nipu. jelas semua itu ada syarat ketentuannya, tapi tidak sesulit toped, yang harus limakali transaksi baru dapet freeongkir dg minimal pembelian lagi, di BL juga sama cuman bisa freeongkir minimal pembelian pakai jasa kirirm tertentu.
kata siapa juga? btw saya dua hari lalu suruh melampirkan KTP dan foto di BL.
lagian kayaknya nyaris di semua marketplace ada fitur dropship gt kok, berati kan aman-aman aja, cuman ya kudu pinter2 milih suplier dan target pasar to, supaya toko kita reputasinya tetap terjaga.
saya biasa aja, entah kenapa tapi saya makinkesini lebih suka nytok barang dari suatu local brand, sudah terlalu lelah jadi tangan pertama, kalo engga totalitas, sulit yg mau naik kelas.
saingannya makin kesisni makin banyaak, apalagi saya berjualan di marketplace yang bisa menampilkan perbandingan harga, kadang harganya jauuuh lebih murah dari produk saya, padahal produknya sama persis. kalo digambar. kan kzl. sedihnya saya gk bisa menurunkan harga saya atau setidaknya menyamankan dg saingan saya, dan kayaknya konsumen yg memilih belanja pakai aplikasi marketplace itu tipikal konsumen yang suka harga murah dan aman. saya sendiri memilih belanja pakai marketplace karena tertarik dg gratis ongki/diskon2 yang ditawarkan. Hanya segelintir konsumen di marketplace yang milih harga mahal. itu pun kadang karena tau produk tsb dari suatu brand ternama, atau jasa titip suatu local brand yg limited stock gt.
sepengalaman saya sih kalo mau jadi rseller/dropship sebaiknya harus selektif milih suplaier, jangan ngasal, kemudian disesuaian sama target pasar.
umumnya brand-brand baru yang udah rame di instagram itu jarang bgt pakai marketplace, mereka keseringan pakai line/WA/wEBSITE dan barang yg dijual pun limited. nyetok dikit dari brand tsb gk masalah sih, yang penting lakunya pasti, target pasarnya jelas. kemudian dijual di toko online kita. cukup menguntungkan pemilik toko , karena feedbacknya pasti bagus.
dari situ setidaknya reputasi toko online kita jadi bagus dimata konsumen. perlahan tapi pasti kepercayaan konsumen terhdapa toko online kita semkin baik. toh juga sekrang makin kesini orang2 yang belanja online pasti lihat komentar2nya, kalo ada feedback buruk beberapa diantara mereka pasti mewurungkan niat buat beli, dan lagi-lagi karena harga gila yang membuat konsumen jadi beli.
makin sulit kok, yang mau bikin akun fake. dibeli sendiri, kasih komentar sendiri, serius saya udah nyobak, sempet berkali2 transaksi gt juga, berhasil dan aman2 aja. tapi kemudian kena sanksi dari BL dan shopee. ahaha akun sy di banned. kurang canggih kayaknya gw.
stuju sih, jadi produsen lebih aman, tapi apa yg mau kita produksi? kalo sama kayak mereka, sedangkan budget belum menyukupi, lah ya mending reseller/dropsihip/nyetok aja, menurut saya sih, kalo mau jadi produsen itu harus totalitas, biar cepet naik kelas. setidaknya produk yang kita jual itu kudu the one and only. dan kudu berani pake endorse yang saat ini lagi booming itu. sepengalaman saya feedback endorse wow bgt lo. serius. sejam ditayangkan, ratusan produk bisa kejual, gk mahal kok endorse itu. sesuai lah dengan feedback yang akan didapat.
ya semua itu sepengalaman saya aja sih.
HARUS KUDU TETEP SEMANGAT PERCAYA DIRI , REZEKI SUDAH ADA YANG NGATUR YANG PENTING NIAT,BERUSAHA DAN JANGAN LUPA BERSEDEKAH DAN BER DO’A
Baru nemu artikel kayak gini. Kalo mau jual terlalu murah sih, darimana dapat labanya? kalo mau jadi pebisnis langsung dan belum pernah memulai jadi pedagang dropship, saya kira malah kencingnya berlari. Dagang di marketplace pun ada tekniknya juga, gimana orang mau kenal toko kita kalo masih mau nyebarin di offline, harus kudu menguasai teknik seo, minimal beriklan di fb ads. nah disini masalah utamanya, marketplace pun bisa jadi tempat yang kurang nyaman buat jualan sampe persaingan harganya berdarah2, karena labanya tidak akan mencukupi cost beriklan tadi. Kalo mau jualan tanpa iklan sih, bisa. Ya segitu-segitu aja dapatnya, yg beli cuma teman yang kenal atau kerabat aja. Kalo tidak menghimbau orang belanja mana laku-laku. Ibarat makan tapi lauknya ga lengkap. Kurang nikmat tanpa laba yang menguntunkan.
KALO MENURUT SAYA SIH BUKAN HANYA DROPSHIPER YANG GALAU TAPI IMPORTIR JUGA BQNYAK YANG GALAU KALAU MEREKA TERUS PERANG HARGA. KARENA PERANG HARGA AKAN MEMBUNUH PASAR MEREKA SENDIRI. KECUALI MEREKA MAU BERSAING SECARA SEHAT.
SAYA KIRA OPINI DIATAS ADALAH SUATU BENTUK DARI KEEGOISAN DIRI, YA MEMANG PADA DASARNYA SEMUA MANUSIA ITU EGOIS. KITA HANYA BERPIKIR DENGAN CARA PIKIR KITA SENDIRI. MUNGKIN KITA MEMILIKI CARA YANG SAMA DALAM MEMILIH BARANG, YAITU MEMILIH BARANG YANG PALING MURAH DAN BERKUALITAS. TAPI BAGAIMANA DENGAN 1000 ORANG LAINNYA?
APAKAH 100% DARI 1000 TERSEBUT SELALU MEMBELI BARANG TERMURAH?
KATAKANLAH SEMUA ORANG PASTI INGIN MEMBELI BARANG TERMURAH. TAPI BAGAIMANA SETELAH DILAPANGAN, APAKAH SEMUANYA SELALU MELAKUKAN DENGAN APA YANG MEREKA INGINKAN?
MAAF INI BERBEDA DENGAN OPINI… INI HANYA BERSIFAT SHARING AJA.. KARENA SETIAP ORANG PASTI MEMILIKI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA-BEDA.. MAKASIH ATAS RUANG DISKUSINYA..
btw sekarang produk-produk KW/China yang murah-murah udah merajalelaa juga kok di lazada dan b2c lainnya
sy setuju dengan penulis.. hanya judul tulisannya udah sangat ekstrim.. saat ini apa yang sulit berbelanja di luar negeri langsung u mencari barang import termurah.. , mau di alibaba lgsung ato di aliexpress ato di ebay ato bahkan di amazon, tinggal klakklik lagsung bisa dikirim ke indonesia.. aaahh… pokoknya harus banyak2 belajar u bisa survive dijaman sekarang..
#ikutancurhat
ini hanya mencri viewer aja agar blognya banyak pengunjung………
Menurut saya berjualan di marketplace atau B2C tidak sama modelnya dengan dropshipper:
1. Marketplace: Pembeli mencari barang.
2. Dropship: Penjual mencari pembeli.
Karena sebagai dropshipper si penjual mencari pembeli tentu jangan bersaing di marketplace. Model bisnis dropshipping itu seperti menawarkan barang di keramaian. Ada saja pembeli yang tertarik bukan karena mencari barang tetapi karena tertarik dengan yang ditawarkan itu.
artikel yang luar biasa, terima kasih, artikelnya sangat membantu sekali
Yg brkomentar banyak dan panjang2. Tapi mnurut sya dagingnya ada pada komentar sc4252.
Intinya bisnis apa pun pasti bisa jalan. Asal total mainnya.
Antara otak dan tindakan harus tepat. Contoh pemain bola. Niat mau nendang ke arah kiri malah hasilnya bola melayang ke kanan.
Kalau mau jadi dropshiper, ya harus mau banting jari Anda dulu untuk mencari dan mengumpulkan calon pmbeli.
Jangan ngetem di toped atau BL saja, Bisa2 benar yg dikatakan Admin pasti karir dropshiper akan koma atau bahkan mati. Jual bakso borak lagi deh Wkwkwkwkk.
Jangan pesimis untuk yg masih pemula. Menjadi dropshiper gk akan mati gaya selama masih ada pengguna internet.
Bayangkan berapa banyak pengguna fb. Ig. Ytb. Gogl dan lain sbagainya.
Selama mereka masih menggunakan itu. Pasti kita bisa menjual barang dropship. Itu karena mereka suka.
Kunci sukses d dropship versi sya itu ada 3.
1. Tentukan produk yg menjual / menarik
2. Playanan Suplyr Oke (kalau bisa dtangi deh tuh suplyr / produsnnya) Sekalian numpang photo2 di pabriknya. Kalau jauh gimana? Masa mau di datangi. Kalau mau lbh skses ya harus banyakin piknik alias main yg jauh.
3. Marketing. pemasaran harus tepat sasaran. Kalau sya condong lbih suka ke produk (hobi) laki2. Gak cerewet dan cepat closing pula. Tpi gk semua juga sih.
Orang itu punya nafsu jadi conteklah seperti apa yang di lakukan Admin web ini yg berhasil mengumpulkan mastah dan nwbie.
Jadilah unik dan menjadi perhatian. Kalau sudah berhasil menciptakan perhatian banyak orang. Maka orang tidak akan mudah beralih pandangan.
Masalah diskon 50% atau angka coret. Itu bukan berarti pembohongan publik. Melain strategi menciptakan emosi dan perhatian yg akan berimbas pada closing itu sendiri.
Intinya lagi nih ” Jadi pengusaha itu jangan baperan ” Kasihan bagi pemula nanti salah nangkap dan ikut baper juga”
Virus baper apalagi temanya bisnis ” Maka akan mengurangi jumlah pengusaha (pemula) di indonesia dan makin betambah lah pengangguran. Akibat trlalu meremehkan dan ke tidak prcyn diri mereka mengenai berniaga.
Tidak heran kalau tarif “sminar itu jut jut tan” Walau isinya cuma banyak ngoceh dan memberikan motivasi yg sbenarnya dapat ngutip juga dari motivator lainnya.
Sebelum dia mangap dan membuka mulut dan ketebak tuh mau ngomong apa.
Tapi kenapa masih banyak yg antri dan rela datang walau tarifnya lumayan. Ya itu kembali lagi ke mindset.
Terkadang orang lebih menyukai mindset dari pada teori. Karena teori itu kadang melelahkan dan kadang juga menyesatkan.
Beda dngan mindset yg jauh lebih simple dan asupan energinya pun cukup membuat sehat otak.
Jadi untuk tulisan ini saya pun setuju dengan mindsetnya “Harus bisa naik level” dan teori mengenai karir dropshiper akan suram saya rasa masih sebatas teori sja.
Intinya teori seprti itu jangan sampai di baca oleh pengusaha pemula yg masih unyu2 dan juga baperan
Bisa2 dan mati dulu sebelum berlaga.
Tapi yg bermental baja dan sudah trbentuk mindset bisnisnya. Mungki gak terlalu peduli dgn ancaman “droshiper madesu”
Jangankan bisnis ” teori drwn orang brasal dri monyt? pun tidk di pedulikan. Padahal tak jarang sekolah2 yg membahasnya.
Selama itu masih teori maka jalani saja dan jangan takut atau sudah merasa duluan akan menjadi dropshiper gagal.
Yaho memang kalah saingan dgn gogl dan bahkan bangkrut alias di jual.
Tpi apakah mereka sekarang jadi pengangguran? tentu saja tidak. karena mereka sudah memiliki modal. Bukan berupa duit aja loh ya, Tapi mindset dan pengalaman.
Klau pun ia 10 atau 30 tahun lgi marketplce meraja lela dan penduduk indonesia sebanyak 250 jt lebih menggunakan media mereka.
Masa ia kita (dropshipper) akan bangkrut se bangkrutnya. Jual sempak pun gak mampu. Hahaha.
Manusia itu terlahir untuk di paksa / merasa terpaksa mengikuti sistem yg ada. Begitu pun cara mencari fulus.
Kalau pun marketplce nantinya maju se maju-maju nya dan membuat para dropshiper jadi rengginang remuk. Ya kita ngikut aja sistem tersebut. Gitu aja kok repot.
Jangan takut ketiggalan sistem. Lh wong yaho sja bisa di gulung gogl walau main duluan. Yg penting inovasi dan kreatif.
Menurut pakar jomblo ” gak usah khawatir nenk nikah sama orang kreatif, Jamin bisa ngebul trus deh tuh kompor”.Hahahaha
Jadi bagi kalian yg masih pemula jangan putus asa dulu, apa pun jenis bisnisnya asal fokus dan konsisten nanti juga ketemu ritme nya.
Jangan takut menjadi pengusaha apalagi dropshiper yang sudah di vonis sekarat duluan dan modarnya nanti belakangan. Nunggu pengguna internet menggunakan markeplce semuanya.
Selalu optimis. Mereka saja bisa masa yg pemula tidak. Admin solusik saja bisa curhat. Masa saya juga gak bisa. Gitulah kira2.
Wah wah..
Entah berapa menit waktu saya membaca artikel ini. Di sambut dgn chat para suhu mastey di dunia dunia perdropshipan..
Saya ingin mengutip kalimat dari presiden jancukers. Sujiwo tedjo
Menghina Tuhan tidak harus dengan membakar kitabnya atau menghina Nabi Nya
Kamu khawatir besok pagi dropshiper Tidak makan itu saja sudah menghina Tuhan.. Hahahaha..
Saya tidak sepenuhnya setuju dengan tulisan di atas.
Karena kita tau perkembangan konsumen dan supllier juga pasti terus meningkat dari tahun ke tahun. Sarannya bagus tp judul kalimatnya saya rasa tidak tepat..
Maju terus onlineshop di Indonesia..
Agar supllier. Dropsiper. Dan konsumen bisa terus simbiosis mutualisme.
Cuk, sory ya komenku kedawan. Ngatur ne cuk..
Numpang comment,
Sebenarnya Dropship itu bussiness model, jadi selama masih ada marketplace, dropship itu tidak akan bisa mati. terima kasih
betul gan, justru dengan adanya marketplace kita dropshiper bisa jualan disana tanpa takut tidak dipercaya
Ane mash pemula di reseller nih…tapi setelah baca artikel si mimin emang bener kok…Karena modal and blm cukup buat jadi produsen…and cmn tingkatin jd semi aj…jd ane bikin produk tp ane kerjasama ama produsen…jd ane bagian marketing n pengiriman…lmyan lah…jd ane lbh yakin ma produsen ane Karena langsung ane handle…
KOMEN LEBIH SERU DARIPADA KONTEN
The best comment is…….Cuma Curhat!!! with “jual sempak & rengginang remuk….” kgkgkgk
saya juga setuju, toped dan bukalapak kemungkinan 10 tahun lagi akan berevolusi seperti alibaba/aliexpress dari china, ebay/amazon dari usa, lelong.my dari malaysia dan toped/bukalapak dari indonesia.
mantap masing2 negara punya perwakilan marketplacenya sendiri
Tergantung pribadi…kita harus percaya ALLAH SWT semua pasti mudah dan saya percaya itu
Memang sih rejeki nggak akan ketuker, tapi saya malah setuju dengan artikel ini, perlahan model bisnis dropshipper perlahan akan ditinggalkan.. perlahan lho ya.. Kebetulan saya jual makanan dan kosmetik import. Saya sendiri sudah beralih menjadi reseller yang punya stok sendiri. Habis modal yang lumayan untuk stock barang supaya dapat harga lebih murah. Justru penjualan saya lebih meningkat daripada sebelum saya punya stok. Semuanya memang nggak melulu soal harga, yang pasti tingkatkan layanan dan percepat respon.
Pertimbangannya ?
1. Komunikasi dengan customer saya memakan waktu, kadang supplier sangat slow respon apalagi kalau kita tidak tau bagaimana bentuk real dari barangnya, rasa, bahkan aromanya semuanya hanya bermodal informasi dari supplier.
2. Tidak bebas menentukan harga karena diskon untuk dropshipper kecil, bahkan ada yg tidak diberi diskon.
3. Harus mengikuti aturan2 yg ditentukan oleh supplier, sama aja kayak kita kerja di perusahaan.
4. Saya tidak tahu bagaimana QC sebelum barang di packing oleh supplier.
5. Mungkin kita sudah klik dropship, tapi percayalah akan ada supplier2 nakal yang akan mencantumkan nama toko dia bukannya mencantumkan nama toko saya.
6. Suatu saat customer akan lebih pintar dalam membandingkan harga. Tidak perlu survey antar marketplace, di satu marketplace pun akan perang harga dan perang reputasi. Tentu yang akan menang adalah harga termurah dengan reputasi bagus.
Tambahan :
7. Saya lihat produsen sekarang sudah merambah e-commerce dan marketplace melalui official store mereka. Ini menambah ketat persaingan dagang di dunia online.
Kelebihannya saya stok sendiri :
1. Rantai komunikasi dengan konsumen lebih ringkas dan cepat, bahkan informasi produk di saya bisa kasih lebih lengkap.
2. Saya lebih bebas menentukan harga, karena saya mendapatkan harga yang lebih murah tentu saya juga bisa jual harga ecer lebih murah dibawah harga supplier saya.
3. Saya tidak perlu mengikuti aturan2 yang kaku dari supplier.
AH DASAR INIMAH ORANG SYIRIK. ATAU MUNGKIN DIA INI SEORANG DROPSHIP YANG UDAH SUKSES TRUS ENGGA INGIN BANYAK PESAING, MANGKANYA DIA MEMBUAT ARTIKEL KAYAK GINI SUPAYA SEMUA ORANG TIDAK/BERHENTI MELAKUKAN DROPSHIP.
TAEEEEEEEIIIIIIII…..
Saya setuju.artikel ini 2013 sd 2016 akhir sayausaha dropshipper profit tiap bulan sangat mengguntungkan saya..karena tiap bulan profit bersih yg saya kantongi bisa tembus 40juta …sudah bayar gaji karyawan 2 orang yg hanya bertugas melayani pembeli lewat bbm saat itu..whatsapp blm begitu banyak peminatnya hanya beberapa saja
Tugas saya dan istri hanya komfirmasi/memesan produk di tokopedia utk di kirimkan ke alamat pembeli…
Namun 2017 mulai surut seiring shoppe menanjak tajam…disana byk suplier yg lebih gila dr tokopedia dan pemasaran dr shopee yg sangat baik..sehingga lambat laun semua pelanggan saya kabur dan mengerti shoppe …
Awal 2018 profit turun tajam keuntungan per bulan bersih cuma 10juta…
Akhirnya mau tidak mau saya akali dengan memiliki produk sendiri dan buka toko di shoppe
utk belanjanya yaitu dengan cara sortir semua penjualan di tokopedia/shoppe semua produk yg terlaris dari berbagai toko yg penjualannya tinggi dan memiliki rating no.1 saya beli semua barang terlarisnya
Jadi ibarat kata saya memiliki toko dengan barang barang dari aneka toko produk terlaris dr shopee/tokopedia semua menyatu di tokopedia..
Dan alhmdllh hasilnya waowww…di luar dugaan
Note: semua tergantung dr diri kita masing masing
Kita yg mengendalikan..kita pula yg menikmati.
Kalo kita malas dan langsung menyerah maka nikmatilah….
Kita Kerja keras dan terus menerus berusaha tanpa lelah dan doa …maka tunggu keajaibannya…
Percayalah..itu yg saya alami saat ini…tidak ada yg tdk mungkin..
SETIAP USAHA HASILNYA PASTI TIDAK AKAN SIA SIA
mau beli dropship engine takut ketipu. bisa dibantu
ini juga mau plan bikin manthel/ jas hujan khusus buat muslimah
Rezeki sudah ada yang ngatur,tugas kita adalah berusaha dan berdo’a
“perjuangaan dan doa”(H Rhoma irama).
emang kalo kita menjadi importir,tangan pertama,produsen kita langsung sukses??
ingat menjadi sukses dan berhasil harus melewati beberapa fase,tingkataan.
jadi kita jalanin aja dulu yang bisa kita lakukan untuk bisa terus dan seterusnya.
ningkat dan meningkat.maju dan maju naik dan terus naik.
mulailah dari hal yang terkecil untuk menjadi besar.
terima kasih
salam sukses.
#PerangInformasi
#BeStruggle
Jangan pesimis untuk pemula dropship, belajar terus, smoga jadi reseller …
pendapat anda itu berdasarkan suatu fakta yang logis dan sedang terjadi, dan itu adalah modal dasar dalam rangka kita untuk mensikapi pasar.
itu bagus……
namun kadang orang berkata lain sesuai pendapat masing masing karena setiap orang mempunyai pola pikir dan cara pandang yang beda, dan pada kenyataannya bisnis mereka masih bisa jalan.
Saya nangkepnya begini ya: bikin reputasi dulu baru jualan.
so awal2 mah jangan nyari untung dulu sampe nama kita dan toko bagus dan dapet feedback baik, baru kalu sudah cukup eputasinya baik tinggal jualan dengan harga di up lagi. begitu kah?
Apa bedamya dengan anda cari suplayer baru anda krim kan sendiri. Itu sama aja dropshiper karena anda cari produk oleh agen utk stok di gudang anda. Tpi klau anda tapet agen yg mahal harga jualnya anda juga akan gulung tiker karena mahal.
Diperparah lagi di Indonesia tidak ada pemisahan marketplace untuk grosir dan eceran seperti di china dengan alibaba.com untuk grosir dan aliexpress.com untuk yang eceran. semua marketplace di Indonesia bercampur baur antara pedagang grosir/produsen dengan eceran.
waduh baru mau mulai udah down, tapi sangat masuk akal. ulasan Anda luar biasa
100% saya pilih offline shop ..online shop sekarang biaya kirim nya mahal bro , beli 3 item ..biaya kirim 3x lipat
Di tahun 2019 ini sudah terlihat kok kenyataannya, semua perang harga dan hanya reputasi/ulasan yang bisa menjadi penyelamat.
Kalo kamu baru mulai, dan harga yang dipasang tidak bisa menyaingi harga termurah (yang memiliki penjualan) di marketplace, ya hanya buang buang waktu saja untuk usahanya…
menurut saya penulis sangat pesimis dg sistem penjualan online selama ini, masa iya dunia maya yg besar ini hanya dikuasai oleh 2 marketplace ini spt tokopedia dan bukalapak…….hahahaha terlalu dangkal insting bisnis nya…..padahal masih byk sistem di luar sana yg bs menghasilkan profit besar klo hy dibandingkan sebuah marketplace…..ada yg lebih penting dari itu semua bro yaitu strategi pemasaran yg briliant….menurut saya itu yg sangat menentukan….
ini artikel postingan tahun berapa 2015? berarti admin salah prediksi nih. sekarang sudah 2020 dan buktinya bisnis dropship masih jalan2 aja sampai sekarang malah semakin ramai. justru jualan di market place sekarang yg drop karena perang harga yang ancur ancuran.
built web sendiri utk jualan udah paling bener dah. bangun reputasi dan boost up pakai pay Ads sudah banyak banget platform nya skrg, klo organik emang udah susah jaman sekarang, klo web soalnya ga ga terikat aturan market place bersangkutan, kita yg atur sendiri aturan main nya, dan yg jelas Algoritm nya stabil, klo market place kan aturan dan Algoritma nya selau berubah rubah sesuai kebutuhan si perusahaan.
coba deh search kang Dodiana kusuma atau Yoyok Rubianto mereka sampai sekarang masih sistem dropship dan masih jalan bahkan sangat sukses. 99% payAds 1% organik.
or search video wawancaranya di channel youtube Christina Lie.
semakin ramai? setau saya justru dropship semakin surut sama seperti blogger (termasuk startup).
bukan berarti bisnisnya benar2 mati dan ga menghasilkan, tentu bisnisnya masih jalan dan ada beberapa yg bisa sukses dan beradaptasi. sama seperti blogger, tahun 2020 ini mereka semakin kesulitan mendapat trafik karena rata2 marketnya pindah ke youtube dan mengarah ke mobile, belum lagi trafiknya diambil media2 besar, bukan berarti blogger akan punah, blogger akan tetap eksis tapi peluang suksesnya semakin kecil.
dalam kasus dropship juga sama, marketnya pindah ke marketplace yg dimana seller banting2an harga, makin banyak yg tau marketplace ya mereka tentu akan jadikan referensi disana sebagai acuan harga, jangankan dropship, retail2 di toko/mall juga banyak yg tutup karena konsumennya beralih ke online marketplace.
dropship bakal tetap ada tapi peluangnya akan semakin kecil seiring marketnya yg terus pindah ke marketplace, atau pertanyaan simpelnya begini, kamu ketemu 2 seller, yg satu di marketplace macam toped/BL/shopee dan yg 1 lagi dropshipper (yg tentu harganya lebih mahal), kira2 kamu bakal beli barang di siapa?
cerita2 sukses di internet juga harus dicerna dgn hati2, saya sering ketemu sampel tokoh2 sukses yg sebenarnya “turunan” dari org2 yg sama, metodenya selalu jualan cerita sukses bla.bla.bla bangkit dari nol sampai akhirnya kaya (usut punya usut mereka2 ini berasal dari background yg sama, entah dari keluarga kaya, punya privillege/koneksi dan faktor2 luck yg tertutupi), tanpa bermaksud negatif ya bukan berarti semua motivator dan yg cerita2 sukses itu fake, cuma kita harus realistis dgn kondisi yg ada.
dan yg paling penting hati2 dgn sang “penjual cangkul”, tipe2 orang yg bilang ada ladang emas disini dan yg kita perlu lakukan adalah menggali (beli cangkul dari dia), tapi orang itu sendiri tidak ikut menggali. mereka akan bilang ke semua orang disini ada banyak emas, ayo semua datang beli cangkul mereka, mulai gali dan raih emasmu sekarang (entah emasnya beneran ada atau kaga), kira2 siapa yg lebih dulu dapat emas (uang) dan kaya?
sesuai dengan jawaban admin di atas so bagaimana solusi berjualan online saat ini?bagaimana mengenai strategi Pay ads menurut anda? Fb ads atau pun google adwords mana yang lebih baik di boost up apakah sosial media, lapak jualan kita di market place atau web/toko online?
menurut Admin bagaimana strategi yang mumpuni untuk berjualan online untuk awal 2020 ini.
mohon pencerahan nya.
karena saya baru mendapat mentoring dari orang2 tersebut saja. yaitu Dodiana kusuma, Yoyok Rubianto dan mas jaya setiabudi,
jika anda mematahkan mereka.
barangkali anda mempunyai strategi bisnis online yang lebih mumpuni yang saya belum ketahui.
pada awalnya tidak apa2 mulai dari dropship-reseller untuk belajar jualan dan cek market (cari mana produk yg kita kuasai dan laku dijual), stelah itu pelan2 stok barang yg terbukti laku dan terus naik level sampai jadi distributor (lebih bagus lagi bisa jadi produsen yg bikin produk/brand sendiri jadi ga perlu saingan harga sama seller lain).
resiko bisnis online seperti ini adalah karena bisa dilakukan semua orang, akhirnya persaingannya jadi tidak sehat, banting2an harga, profit margin terus menipis dan “kue” yg ada harus dibagi-bagi dgn banyak orang.
lakukan saja apa yg kamu tahu dan bisa dengan apa yg sudah ada (toh nanti akan jadi pengalaman juga), artikel ini cuma “opini menurut saya” tanpa ada maksud menurunkan minat/niat mereka yg mau jualan online/jadi dropshipper, jadi apa yg saya katakan semua disini belum tentu benar.
Menurutku penulis benar,,, kita menilai secara ilmiyah dan kenyataan, nantinya hanya marketplace besar saja yg kuasai.. dan rata2 di balik layar ada saham negri cionghoa, jmcuma saya koreksi juga untuk membuat produk sendiri tentu lebih berat lagi… yg benar semua tergiur jadi importir barang abal2 dari coonghoa… perlu di ketahui homindustri cionghoa itu di oesan spek terjelek termurah dia siap buatkan….. jadi kedepan jangka menengah negara kita akan hanya jadi pasar.. jangka panjang ga bisa produksi apa2.. hola holo tergantung pd cina.. setelah itu di ombang ambi g seenaknya……..
Tahap berikut cionghoa akan kuasai elit negara dan atur sostem negara atau pemerintah.. sehingga semua kebijakan hanya nguntungin cionghoax dan para makelar penghianat,
Tahap selanjutnya dengan alasan pasar bebas dan kebijakan dan peraturan yg sdh di kuasai.. orang cionghoak akan datang langsung berjualan langsung… maka akan robohlah importir..krn mereka bawa barang masuk sendiri, hual sendiri…
Tahap selanjutnya.. ya yg tersisa hanya buruh jual dan konsumen saja… akan terasing dari tanahairnya sendiri.
Andai pondasi bangsa seperti pemikiran para pendiri bangsa tdk akan terjadi seperti ini….
Sy sedih…
Tp sy jg tdk menyalahkan para motivator yg terus semangat menghibur para pejuang agar tetap semangat,, tp sy harap tetap jujur agar tdk terlalu kecewa terlalu dalam…
Ingat Alloh mengatur rejeki hambanya, namun juga melaknat yg membiarkan kerusakan kebodohan penghianatan terus terjadi.. semoga kita semua selamat sukses jaya
Kalau menurut saya bagus juga tulisan nya …buat nambah wawasan….di.tambah komentar 2 yg lain yg bersebrangan ..saya sendiri rencananya pingin menjalankan dropship ini … semoga menjadi pertimbangan bagi saya…
tulisannya bagus, tapi kembali lagi masalah rezeki udah ada yg ngatur. Tau gak di pasar aja yg harganya beda2 tetap laku juga. Yg penting seni menjual (judul, gambar, keyword, dll). Yg penting jalanin aja dulu sebagai droshipper marketplace, ntar kalo profit udah gede baru bikin atau stok produk sendiri.
Koreksi. Ada salah pemahaman tentang Dropshipper, Bedakan antara toko online dan Dropship.. Dropship tidak terbatas tempat penjualannya, apakah di marketplace, social media ataupun di website. Dan kenyataanyaaaaa….. lebih dari 70% penjual di marketplace adalah Dropsipper, para supplier tidak mengerti bagaimana cara menjual produk yang benar, let say cara memberikan judul produk, hampir 80% supplier sangat berantakan memberikan judul, bahkan ada supplier yang memasukkan judul produk dengan kode produk yang mana tidak ada nyambung dengan pencarian pembeli..
Jadi apakah dropshipper akan mati ?? Jawaannya adalah tidak akan, supplier tidak mungkin dapat menangani penjualan, pemasaran dan pengiriman sekaligus. bahkan sebesar NIKE pun terang2an membutuhkan Dropshipper.. Begitu juga dengan marketplace mereka sangat butuh Dropshipper, karena marketplace tau bahwasanya para supplier tidak mengerti cara berjualan yang benar..
Saya sangat frustasi importir brand ternama di bidang otomotif sparepart mobil
Jualan online dengan harga modal saya, yg mreka jual di online
Sungguh tak berotak asal crot enak,
Jadi sekarang mendingan produksi sendiri jd produsen atau jadi importir tangan pertama, saya sangat setuju dengan artikel ini, Krn importir dan distributor sudah tidak punya otak lagi, demi survive ekonomi mereka menghalalkan segala cara naikin penjualan mreka tanpa mikirin retail atau toko offline,
Yang paling tak berotak asal crot itu importir yg sudah punya brand terkenal jual harga modal toko offline ke end user langsung
Kita nya langsung lemes kena crot!!!
Jadi.. saya sekarang gas pol belajar import !!!!